Model pembelajaran
Interaktif adalah suatu cara atau teknik pembelajaran yang digunakan guru
pada saat menyajikan bahan pelajaran dimana guru pemeran utama dalam
menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran dalam menunjang
tercapainya tujuan belajar. Menurut Syah (1998) proses belajar mengajar
keterlibatan siswa harus secara totalitas, artinya melibatkan pikiran,
penglihatan, pendengaran dan psikomotor (keterampilan, salah satunya sambil
menulis). Dalam proses mengajar seorang guru harus mengajak siswa untuk
mendengarkan, menyajikan media yang dapat dilihat, memberi kesmpatan untuk
menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan sehingga terjadi dialog
kreatif yang menunjukan proses belajar mengajar yang interaktif. Berikut
ini saya berikan 32 jenis model pembelajaran beserta langkah-langkah
pembelajarannya, anda mungkin bisa memilih dan mencobanya disesuaikan dengan
materi pelajaran.
1. Examples and Non Examples
Model Pembelajaran Examples non Examples sebenarnya sudah dan
sering dipergunakan oleh Bapak/Ibu Guru dalam proses pembelajaran. Namun kadang
masih awam mengenai istilah nama model pembelajarannya. Model pembelajaran
ini menggunakan contoh dapat dari kasus/gambar yang tentunya
relevan dengan Kompetensi Dasar/KD.
Adapun Langkah-langkah Pembelajarannya adalah sebagi berikut :
Adapun Langkah-langkah Pembelajarannya adalah sebagi berikut :
- Siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri 3-4 orang
siswa.
- Guru
mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran/KD.
- Guru
menempelkan gambar di papan tulis, ditayangkan melalui OHP atau LCD
proyektor melalui komputer/laptop.
- Guru
memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada para siswa untuk
memperhatikan dan menganalisa gambar.
- Melalui
diskusi kelompok 3-4 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar
tersebut dicatat pada kertas/lembar kerja.
- Tiap
kelompok diberi kesempatan membacakan lembar kerja/hasil diskusinya.
- Mulai
dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
- Kesimpulan.
Kelompok dengan nilai tertinggi diberi reward (misal tanda bintang
pada lembar kerja) lalu ditempel di dinding kelas.
2. Picture and Picture
Dari namanya tentu Anda sudah bisa menebak model pembelajaran
Picture and Picture ini tentunya menggunakan media pembelajaran berupa gambar,
sama dengan Examples Non Examples. Lalu apa bedanya dengan Model Pembelajaran
Examples Non Examples? Silakan mengikuti kelanjutannya.
- Langkah-langkah
pembelajarannya :
- Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
- Menyajikan
materi secara singkat sebagai pengantar.
- Guru
menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.
- Guru
menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan/hubungan yang logis.
- Guru
menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
- Dari
alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai.
- Kesimpulan/rangkuman.
3. Numbered Head Together (Kepala Bernomor,
Spencer Kagan, 1992)
Langkah-langkah :
- Siswa
dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
- Guru
memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
- Kelompok
mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok
dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
- Guru
memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan
hasil kerjasama mereka
- Tanggapan
dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
- Kesimpulan
4. Cooperative Script (Dansereau Cs., 1985)
Skrip kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan
dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang
dipelajari
Langkah-langkah :
- Guru
membagi siswa untuk berpasangan
- Guru
membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
- Guru
dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan
siapa yang berperan sebagai pendengar
- Pembicara
membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok
dalam ringkasannya.
- Sementara
pendengar :1) Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang
kurang lengkap; 2)Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
- Bertukar
peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya.
Serta lakukan seperti diatas.
- Kesimpulan
Siswa bersama-sama dengan Guru
- Penutup
5. Kepala Bernomor Terstruktur (Modifikasi
Dari Number Heads)
Langkah-langkah :
- Siswa
dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
- Penugasan
diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang
berangkai. Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa
nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan
dan seterusnya
- Jika
perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar
dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari
kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa
saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
- Laporkan
hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
- Kesimpulan
6. Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions STAD (Slavin,1995)
Nama lain model pembelajaran ini adalah model pembelajaran Tim
Siswa Kelompok Prestasi. Dalam model pembelajaran ini peran siswa yang lebih
dahulu paham dapat membantu siswa lain dalam satu kelompok.
- Adapun
langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagi berikut :
- Siswa
membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll).
- Guru
menyajikan pelajaran secara .
- Guru
memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok. Anggota yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota
lainnya (dalam satu kelompok) sampai semua anggota dalam kelompok itu
mengerti.
- Guru
memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Meskipun dalam kerja
kelompok saling membantu namun pada saat menjawab kuis tidak boleh saling
membantu.
- Guru
memberi evaluasi.
- Kesimpulan.
7. Jigsaw (model tim ahli) (Aronson,
Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978)
Dalam model pembelajaran Jigsaw (Model Tim Ahli), setiap anggota
kelompok mempunyai tugas dan peran yang sama dengan materi berbeda (masih dalam
satu bab) namun bobotnya relatif sama. Tidak ada anggota kelompok yang tidak
mendapat bagian tugas.
Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagi berikut :
Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagi berikut :
- Siswa
dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim.
- Tiap
orang anggota dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
- Tiap
orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
- Anggota
dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab
mereka .
- Setelah
selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal
dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka
kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
- Tiap
tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
- Guru
memberi evaluasi.
- Kesimpulan/Penutup.
8. Problem Based Introduction (PBI) (Pembelajaran Berdasarkan Masalah)
Model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) disebut juga
Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Model pembelajaran ini mengangkat satu
masalah aktual sebagai satu pembelajaran yang menantang dan menarik. Peserta
didik diharapkan dapat belajar memecahkan masalah tersebut secara adil dan obyektif.
Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
- Guru
menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat
pendukung yang dibutuhkan.
- Guru
memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang telah
dipilih.
- Guru
membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal,
dll.)
- Guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis
dan pemecahan masalah
- Guru
membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
- Guru
membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen
mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
- Kesimpulan/Penutup.
9. Artikulasi
Model pembelajaran Artikulasi prosesnya seperti pesan berantai,
artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan
menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan
model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai ‘penerima
pesan’ sekaligus berperan sebagai ‘penyampai pesan.’
Langkah-langkah model pembelajaran Artikulasi adalah sebagai berikut :
Langkah-langkah model pembelajaran Artikulasi adalah sebagai berikut :
- Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
- Guru
menyajikan materi sebagaimana biasa.
- Untuk
mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
- Menugaskan
salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima
dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil,
kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
- Menugaskan
siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan
teman pasangannya sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil
wawancaranya.
- Guru
mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa.
- Kesimpulan/penutup.
10. Mind Mapping
Model pembelajaran Mind Mapping sangat baik digunakan untuk
pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban. Dipergunakan
dalam kerja kelompok secara berpasangan ( 2 orang ).
Langkah-langkah pembelajarannya :
Langkah-langkah pembelajarannya :
- Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
- Guru
menyajikan materi sebagaimana biasa.
- Untuk
mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
- Menugaskan
salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima
dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil,
kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
- Menugaskan
siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan
teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil
wawancaranya.
- Guru
mengulangi/menjelaskan kembali materi yang kiranya belum dipahami siswa.
- Kesimpulan/penutup.
11. Make a Match (Lorna Curran,1994)
Model Pembelajaran Make a Match artinya model pembelajaran Mencari
Pasangan. Setiap siswa mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban), lalu
secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang. Suasana
pembelajaran dalam model pembelajaran Make a Match akan riuh, tetapi sangat
asik dan menyenangkan.
Langkah-langkah pembelajaran Make a Match adalah sebagi berikut :
- Guru
menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok
untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya
kartu jawaban.
- Setiap
siswa mendapat satu buah kartu.
- Tiap
siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
- Setiap
siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.
Artinya siswa yang kebetulan mendapat kartu ‘soal’ maka harus mencari
pasangan yang memegang kartu ‘ jawaban soal’ secepat mungkin. Demikian
juga sebaliknya.
- Setiap
siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
- Setelah
satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda
dari sebelumnya.
- Demikian
seterusnya sampai semua kartu soal dan jawaban jatuh ke semua siswa.
- Kesimpulan/penutup.
12. Model Pembelajaran Think Pair and Share (Frank
Lyman,1985)
Model Pembelajaran Think Pair and Share menggunakan metode diskusi
berpasangan yang dilanjutkan dengan diskusi pleno. Dengan model pembelajaran
ini siswa dilatih bagaimana mengutarakan pendapat dan siswa juga belajar
menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi/tujuan
pembelajaran.
Langkah-langkah model pembelajaran Think Pair and Share adalah
sebagai berikut :
- Guru
menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
- Siswa
diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.
- Siswa
diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
- Guru
memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
- Berawal
dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.
- Kesimpulan/Penutup.
13. Debate (debat)
Dalam model pembelajaran Debate siswa juga dilatih bagaimana
mengeluarkan pendapat seperti dalam model pembelajaran Think Pair and Share,
perbedaannya adalah dalam debate situasi pembelajaran disengaja dibuat 2
kelompok yang berseberangan (pro dan kontra). Siswa dilatih mengutarakan
pendapat/pemikirannya dan bagaimana mempertahankan pendapatnya dengan
alasan-alasan yang logis dan dapat dipertanggungjawabkan. Bukan berarti
siswa diajak saling bermusuhan, melainkan siswa belajar bagaimana menghargai
adanya perbedaan.
Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
- Guru
membagi siswa menjadi 2 kelompok peserta debat, yang satu pro dan yang
lainnya kontra.
- Guru
memberikan tugas untuk membaca materi yang akan diperdebatkan oleh kedua
kelompok diatas.
- Setelah
selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro
untuk berbicara saat itu, kemudian setelah selesai ditanggapi oleh
kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa
mengemukakan pendapatnya.
- Sementara
siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap
pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide yang diharapkan.
- Guru
menambahkan konsep/ide yang belum terungkapkan.
- Dari
data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat
kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
14. Role Playing
Model pembelajaran Role Playing juga dikenal dengan nama model
pembelajaran Bermain Peran. Pengorganisasian kelas secara berkelompok,
masing-masing kelompok memperagakan/menampilkan scenario yang telah disiapkan
guru. Siswa diberi kebebasan berimprofisasi namun masih dalam batas-batas
scenario dari guru.
Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
- Guru
menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
- Menunjuk
beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari
sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar..
- Guru
membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang.
- Memberikan
penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
- Memanggil
para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah
dipersiapkan.
- Masing-masing
siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang
diperagakan.
- Setelah
selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk
membahas/memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok.
- Masing-masing
kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
- Guru
memberikan kesimpulan secara umum.
- Evaluasi.
- Penutup.
15. Group Investigation (Sharan,1992)
Model pembelajaran Group Investigation hampir sama dengan model
pembelajaran yang lain yang berbasis belajar secara diskusi/kelompok, bedanya
adalah bahwa dalam Group Investigation materi yang dibahas merupakan materi
yang bersifat penemuan.
Langkah-langkah pembelajarannya :
- Guru
membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen.
- Guru
menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
- Guru
memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu
materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain.
- Masing-masing
kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang
bersifat penemuan.
- Setelah
selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok.
- Guru
memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan.
- Evaluasi.
- Penutup.
16. Talking Stick
Model pembelajaran Talking Stick menggunakan sebuah tongkat
sebagai alat penunjuk giliran. Siswa yang mendapat tongkat akan diberi
pertanyaan dan harus menjawabnya. Kemudian secara estafet tongkat tersebut
berpindah ke tangan siswa lainnya secara bergiliran. Demikian seterusnya sampai
seluruh siswa mendapat tongkat dan pertanyaan.
Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
- Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.
- Guru
menyiapkan sebuah tongkat.
- Guru
menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi lebih lanjut.
- Setelah
siswa selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa
menutup bukunya dan mepersiapkan diri menjawab pertanyaan guru.
- Guru
mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan
pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya,
jika siswa sudah dapat menjawabnya maka tongkat diserahkan kepada siswa
lain. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian
untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
- Guru
memberikan kesimpulan.
- Evaluasi.
- Penutup.
17. Bertukar Pasangan
Model pembelajaran Bertukar Pasangan termasuk pembelajaran dengan
tingkat mobilitas cukup tinggi, di mana siswa akan bertukar pasangan dengan
pasangan lainnya dan nantinya harus kembali ke pasangan
semula/pertamanya.
Langkah-langkah pembelajarannya :
- Siswa
dibentuk berkelompok secara berpasangan/2 orang (guru bisa menunjuk
pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
- Guru
memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
- Setelah
selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan dari kempok yang
lain.
- Kedua
pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini
saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
- Temuan
baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada
pasangan semula.
- Kesimpulan.
- Penutup.
18. Snowball Throwing
Model Pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih
tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada
temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat
seperti model pembelajaran Talking Stik akan tetapi menggunakan kertas berisi
pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan
kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab
pertanyaannya.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
- Guru
menyampaikan pengantar materi yang akan disajikan, dan KD yang ingin
dicapai.
- Guru
membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masing ketua kelompok
untuk memberikan penjelasan tentang materi.
- Masing-masing
ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan
materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
- Kemudian
masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan
satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh
ketua kelompok
- Kemudian
kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar
dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit.
- Setelah
siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa
untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola
tersebut secara bergantian
- Evaluasi.
- Penutup.
19. Student Facilitator and Explaining
Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan
model pembelajaran dimana siswa/peserta didik belajar mempresentasikan
ide/pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini efektif
untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide/gagasan atau pendapatnya
sendiri.
Langkah-langkah pembelajarannya :
- Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai/KD.
- Guru
mendemonstrasikan/menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran.
- Memberikan
kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya, misalnya melalui
bagan/peta konsep. Hal ini bisa dilakukan secara bergiliran.
- Guru
menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
- Guru
menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
- Penutup.
20. Course Review Horay
Model Pembelajaran Course Review Horay merupakan model
pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan
menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut
diwajibkan berteriak’hore!’ atau yel-yel lainnya yang disukai.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
- Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
- Guru
mendemonstrasikan/menyajikan materi.
- Memberikan
kesempatan kepada siswa bertanya jawab.
- Untuk
menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan
kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing
siswa.
- Guru
membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang
nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi
tanda benar (Ö) dan salah diisi tanda silang (x).
- Siswa
yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus
berteriak horay … atau yel-yel lainnya.
- Nilai
siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh.
- Kesimpulan.
- Penutup.
21. Demonstration
Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan model pembelajaran
Demonstrasi, bahkan mungkin sudah menerapkannya berkali-kali sehingga sudah
benar-benar menguasai. Demikian harapan saya. Namun di sini sebagai sekedar
penambah informasi tetap saya sampaikan. Model Pembelajaran Demonstrasi
diperlukan pada khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan.
Pembelajaran ini berhubungan dengan ketrampilan proses yang
diperagakan agar pembelajaran bermakna lebih mendalam.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
- Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
- Guru
menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan.
- Menyiapkan
bahan atau alat yang diperlukan.
- Menunjuk
salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah
disiapkan.
- Seluruh
siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisanya.
- Tiap
siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa didemontrasikan.
- Guru
dan siswa membuat suatu kesimpulan.
- Penutup.
22. Explicit Instruction (Rosenshina & Stevens,1986)
Model Pembelajaran Explicit Instruction/Pengajaran Langsung khusus
dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan
pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi
selangkah.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
- Menyampaikan
kompetensi/tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa.
- Mendemonstrasikan
pengetahuan dan ketrampilan.
- Membimbing
pelatihan kepada siswa.
- Mengecek
pemahaman siswa dan memberikan umpan balik.
- Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk latihan lanjutan.
- Kesimpulan.
23. Inside-Outside-Circle (Spencer Kagan)
Model Pembelajaran Inside- Outside- Circle (Lingkaran Kecil-Lingkaran
Besar) merupakan model pembelajaran dimana “Siswa saling membagi informasi pada
saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur”.
Pembelajaran ini lebih leluasa dilaksanakan di luar kelas, atau tempat terbuka.
Karena mobilitas siswa akan cukup tinggi, sehingga diperlukan perhatian ekstra.
Namun demikian jika jumlah siswa tidak terlalu banyak bisa juga
dilaksanakan di dalam kelas. Adapun informasi yang saling berbagi merupakan isi
materi pembelajaran yang mengarah pada tujuan pembelajaran. Misalnya pada mapel
Bahasa Indonesia tentang unsur-unsur cerita. Sebagian siswa mempelajari
tokoh-tokoh cerita, sebagian siswa yang lain mempelajari sifat/watak tokoh,
latar cerita atau amanat/pesan cerita. Pada saat nanti berbagi informasi,
maka semua siswa akan saling memberi dan menerima informasi pembelajaran.
Tujuan model pembelajaran ini adalah melatih siswa belajar mandiri dan belajar
berbicara menyampaikan informasi kepada orang lain. Selain itu juga melatih
kedisiplinan dan ketertiban.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
- Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.
- Siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok beranggotakan 3-4 orang.
- Tiap-tiap
kelompok mendapat tugas mencari informasi berdasarkan pembagian
tugas dari guru ( misal : latar cerita, tokoh cerita, watak tokoh,
pesan/amanat, dsb).
- Setiap
kelompok belajar mandiri, mencari informasi berdasarkan tugas yang
diberikan.
- Setelah
selesai, maka seluruh siswa berkumpul saling membaur (tidak berdasarkan
kelompok).
- Separuh
kelas lalu berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar.
- Separuh
kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke
dalam.
- Dua
siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi.
Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu
yang bersamaan.
- Kemudian
siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang
berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
- Sekarang
giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian
seterusnya, sampai seluruh siswa selesai berbagi informasi.
24. Tebak Kata
Dalam Model Pembelajaran Tebak Kata, sesuai dengan namanya siswa
diajak bermain tebak kata dengan menggunakan media kartu/karton.
Media :
a. Kartu ukuran 10 x10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata
lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.
b. Kartu ukuran 5 x 2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang
mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi atau diselipkan di
telinga,di saku baju atau dikalungkan.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
- Guru
menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
- Guru
menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas.
- Seorang
siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada
pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm
yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau
diselipkan ditelinga,di saku baju atau dikalungkan.
- Sementara
siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya
sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm.
Jawaban yang tepat apabila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di
dahi atau telinga.
- Apabila
jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh
duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan
dengan kata-kata lain(memancing) asal jangan langsung memberi tahu
jawabannya.
- Dan
seterusnya.
25. Concept Sentence
Model Pembelajaran Concept Sentence sesuai untuk mata pelajaran
bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran membuat kalimat dengan
menggunakan kata-kata kunci.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
- Guru
menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai.
- Guru
menyajikan materi secukupnya.
- Guru
membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen.
- Guru
Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan.
- Tiap
kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4
kata kunci setiap kalimat.
- Hasil
diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh Guru.
- Kesimpulan.
26. Complete Sentence
Model Pembelajaran Complete Sentence sesuai untuk mata pelajaran
Bahasa Indonesia, di mana siswa belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna
dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia.
Media : Siapkan blangko isian berupa paragraf yang kalimatnya
belum lengkap.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
- Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
- Guru
Menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh membacakan buku atau
modul dengan waktu secukupnya.
- Guru
membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen.
- Guru
membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap.
- Siswa
berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.
- Siswa
berdiskusi secara berkelompok..
- Setelah
jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta membaca
sampai mengerti atau hafal.
- Kesimpulan.
27. Time Token (Arends,1998)
Model Pembelajaran Time Token sangat tepat untuk pembelajaran
struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, untuk
menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
- Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.
- Guru
mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning /
CL).
- Tiap
siswa diberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per kupon.
Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.
- Bila
telah selesai bicara kupon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap tampil
berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan
siswa lainnya.
- Siswa
yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang
kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis.
- Demikian
seterusnya.
28. Round Club (Keliling Kelompok)
Model pembelajaran Round Club dimaksudkan agar masing-masing
anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan
pandangan dan pemikiran anggota lainnya.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
- Guru
menjelaskan Tujuan pembelajaran/KD.
- Guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
- Guru
memberikan tugas/Lembar Kerja.
- Salah
satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan
pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka
kerjakan.
- Siswa
berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya.
- Demikian
seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jam atau
dari kiri ke kanan.
29. Tari Bambu
Model Pembelajaran Tari Bambu mempunyai tujuan agar siswa saling
berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dalam
waktu singkat secara teratur, strategi ini cocok untuk materi yang membutuhkan
pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar siswa.Meskipun namanya Tari
Bambu tetapi tidak menggunakan bambu. Siswa yang berjajarlah yang
diibaratkan sebagai bambu.
Langkah-Langkah pembelajarannya sebagai berikut :
- Separuh
kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri berjajar .
Jika ada cukup ruang mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain
adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini
akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu relatif
singkat.
- Separuh
kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama
- Dua
siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi sinformasi.
- Kemudian
satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke
ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara
ini masing-masing siswa mendapat pasangan yang baru untuk berbagi.
Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan.
30. Two Stay Two Stray (Spencer Kagan,1992)
Model pembelajaran Two Stay Two Stray / Dua Tinggal Dua Tamu
merupakan model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada kelompok
untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya. Hal ini dilakukan
dengan cara saling mengunjungi/bertamu antar kelompok untuk berbagi informasi.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
- Siswa
bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang.
- Setelah
selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang
lain.
- Dua
orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan
informasi ke tamu mereka.
- Tamu
mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan
mereka dari kelompok lain.
- Kelompok
mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka.
- Kesimpulan.
31. Pair Checks (Spencer Kagen,1993)
Satu lagi Model Pembelajaran siswa berpasangan, yaitu Pair Check.
Model pembelajaran ini juga untuk melatih rasa sosial siswa, kerja sama dan
kemampuan memberi penilaian.
Langkah-langkah Pembelajarannya sebagai berikut :
1). Bekerja Berpasangan
Guru membentuk tim berpasangan berjumlah 2 (dua) siswa. Setiap
pasangan mengerjakan soal yang pas sebab semua itu akan membantu melatih
siswa dalam menilai.
2). Pelatih Mengecek
Apabila patner benar pelatih memberi kupon.
3). Bertukar Peran
Seluruh patner bertukar peran dan mengulangi langkah 1 – 3.
4). Pasangan Mengecek
Seluruh pasangan tim kembali bersama dan membandingkan jawaban.
5). Penegasan Guru
Guru mengarahkan jawaban /ide sesuai konsep.
32 Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Dalam pembelajaran CIRC atau pembelajaran terpadu setiap siswa
bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling
mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas
(task), sehingga terbentuk pemahaman yang dan pengalaman belajar yang lama.
Model pembelajaran ini terus mengalami perkembangan mulai dari tingkat Sekolah
Dasar (SD) hingga sekolah menengah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa
berinteraksi sosial dengan lingkungan.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
- Membentuk
kelompok yang anggotanya 4 orang siswa secara heterogen.
- Guru
memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
- Siswa
bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi
tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas.
- Mempresentasikan/membacakan
hasil kelompok.
- Guru
dan siswa membuat kesimpulan bersama.
- Penutup.