Selasa, 31 Mei 2016

Cinta Is Omong Kosong I Karya : Guntur Megananda

CERPEN
Cinta Is Omong Kosong
Karya : Guntur Megananda

Siang itu aku lagi asyik iseng buka sosial media, mumpung tugas dikantor udah selesai... siang itu udara memang cukup panas,maklum karena bulan ini masih masuk musim kemarau yang panjang. Waktu di jam tangan ku sudah menunjukkan pukul setengah dua siang, perut aku pun sudah terasa mulai keroncongan ibarat cacing yang teriak-teriak minta dikasih makan..hehe dan tanpa sengaja aku melihat sebuah status di sosial media ku yang isinya sangat membuat siang ini terasa begitu panas seperti di dalam neraka, bahkan panasnya sampai membakar sela-sela rongga dadaku dan membakar hatiku sampai meleleh.. betapa tidak, karna status yang aku baca tanpa sengaja di sosial media milik aku itu tidak bukan adalah akun milik mantan aku yang ternyata isi statusnya akan melangsungkan pernikahannya dengan lak-laki pilihannya. Meskipun aku bukan siapa-siapanya dia lagi sekarang tapi aku masih tidak terima dan jengkel sekali karena perlakuannya dulu yang telah mengecewakanku. Rasanya aku pengen makan orang dan menelannya bulat – bulat.. hehe Sampai detik ini pun rasa sakit itu masih tetap bersemayam di dalam sanubariku dan tidak akan pernah ku lupakan. Oh ya, kenalin aku adalah gunawan, salah seorang karyawan pada suatu instansi atau lembaga milik pemerintah. Disamping itu aku juga masih melanjutkan studi ku di salah satu perguruan tinggi swasta.
Siang itu aku masih terduduk terdiam di atas teras depan sebuah ruangan di sebuah kursi kayu panjang dengan cuaca yang sangat panas, sepanas hati ku ini seperti air yang baru mendidih. Sesekali angin bertiup lembut menerpa tubuhku yang sedang kepanasan ini. aku masih tidak habis pikir dengan kelakuan dia yang begitu mudahnya mendapatkan penggantiku, setelah sekian lama meninggalkan ku begitu aja. Meskipun rasa sayang ini terkadang masih ada tapi kini rasa sayang itu telah berubah menjadi sebuah kebencian teramat dalam dan sampai kapan pun tidak akan pernah bisa hilang. Aku pun jadi teringat masa dua tahun yang lalu, saat dimana aku baru mengenal dia sebagai pribadi yang kelihatannya lugu dan penuh dengan kesempurnaan walau pun ternyata anggapan ku itu berbanding terbalik tiga ratus enam puluh derajat.
Kisah ini bermula kira – kira dua tahun silam, waktu itu aku lagi nyari – nyari perguruan tinggi yang cocok untuk aku. Secara kebetulan aku tak sengaja melihat profil akun dia dan secara kebetulan juga aku melihat bahwa dia juga sudah terdaftar kuliah di sebuah perguruan tinggi yang rencananya akan aku daftarin. Oh ya sampai lupa, yang aku maksud dengan dia itu adalah seorang gadis perempuan yang lumayan cantik yang bernama khotimah. Waktu itu karena aku masih bingung dengan perguruan tinggi yang mau aku masuki itu akhirnya aku memberanikan diri untuk mengirim inbok kepada khotimah melalui sosial media milikku yang mana isi inbok itu adalah menanyakan bagaimana syarat – syarat yang harus di siapakan untuk masuk keperguruan tinggi itu.
Tak sabar aku menunggu jawaban darinya, baru setelah beberapa minggu kemudian akhirnya khotimah mengirim balasan ke sosial media milik aku. Kebetulan waktu itu aku dan khotimah sedang sama – sama online dan kami pun saling berkirim balas pesan lewat inbok dengan asyiknya. Sesekali dalam percakapan lewat inbok itu aku bertanya di luar seputar masalah pendaftaran kuliah. Dan dia dengan senang hati menenggapainya dengan baik, akhirnya kami pun saling bertanya tentang masalah pribadi masing - masing dan kesibukan masing – masing.
“tumben pagi – pagi udah on ?” tanya ku.
“he’em sambil bersih”
“liburan acaranya kemana ni?”
“Ga ada planing?”
“masa ?”
“iya..”
 Setelah beberapa lama akhirnya aku merencanakan untuk jumpa darat dengannya, dan khotimah pun meng iyakannya. Seminggu sebelumnya aku merencanakan untuk ketemuan, tetapi waktu itu pas hari minggunya kebetulan di sekolah ku ada acara arisan keluarga. Aku sempat kecewa karena rencana pertemuan ku dengan khotimah menjadi agak terganggu karena paginya aku harus menghadiri acara keluarga itu sampai siang. Akhirnya acara itu pun selesai, aku menjadi semangat sekali untuk segera menemuinya. Namun rencana ku masih terganjal juga. Siang itu cuaca sangat mendung dan akhirnya tetesan air pun mengucur dari langit. Aku pun sedikit sangat kecawa, tetapi aku tidak menyerah. Aku tetap setia menunggu hujan itu sampai reda demi untuk bisa bertemu dengan dia karena rasa penasaran ku yang begitu menggebu – gebu untuk bisa bertemu dengan khotimah. Tak lama hujan pun mulai reda, aku pun segara mengeluarkan handphone yang ada di saku celanaku. Dengan lincah jari – jari ku mencarai nama khotimah di daftar kontak teleponku. Akhirnya aku telfon khotimah.
Tutt..tutt..tutt..’’ hallo asslamualaikum..’’ jawab khotimah.
“waalaikum salam” jawab ku.
“gimana mas ?”
“ga papa dhe, oh ya jadikan kita ketemu hari ini?”
“iya mas, tapi kan cuaca mendung begini, aku kasihan nanti mas kehujanan di jalan”
“ tenang aja, demi kamu aku rela berbuat apa pun..hehe” dengan nada setengah tertawa.
“iya mas, tapi aku sedang berada di rumah budeku. Mas kesini aja, alamat rumahnya seperti yang sudah aku ceritakan kemarin .”
“iya dhe,  mas mengerti, ya udah mas siap – siap berangkat kesitu ya..”
“iya mas, hati-hati dijalan”
Tanpa menunggu lama aku pun segera menaiki sepeda motor ku dan segera menuju rumah budhenya khotimah.
Disana kami ngbrol panjang lebar dengan asyik, walau pun baru ketemu tapi aku merasa tidak asing melihat wajah dia. Aku merasa ada daya tarik tersendiri dari khotimah. Daya tarik dan rasa nyaman yang tak pernah aku jumpai dengan perempuan manapun sebelum aku mengenal khotimah. Khotimah pun kelihatannya juga merasa nyaman dengan ku. Walaupun aku baru di temuinya tapi dia seolah-olah tidak merasa sungkan atau malu untuk ngbrol panjang lebar denganku. Dalam hati ku pun berkata “tuhan, apakah ini yang kau sebut dengan cinta, jika iya maka dekatkan lah hamba dengannya seperti dekatnya antara jari telunjuk dan ibu jari .” tak terasa waktu sudah sore, aku pun pamitan untuk pulang.
Waktu terus berlalu, jam berganti demi jam, hari berganti demi hari, minggu berganti demi minggu, kami pun merasa semakin dekat dan semakin nyaman hingga pada suatu hari kami pun memutuskan untuk menjalin sebuah hubungan. Meskipun usia ku terpaut dua tahun dengan khotimah yang usianya dua tahun diatas aku tapi kata dia tidak menjadi pengahalang untuk menjalin sebuah hubungan. Yang aku suka dari khotimah adalah sikapnya yang dewasa dan bisa mengerti aku. Aku pun sebaliknya bisa belajar banyak dari dia, tentang sebuah kedewasaan. Aku pun sering di ajak main kerumahnya khotimah, bahkan sampai – sampai aku sering ngbrol bareng dengan orang tua khotimah. Waktu itu kami sudah layaknya seperti suami istri, karena hampir sudah tidak ada dinding pemisah diantara kami berdua. Setiap ada masalah kami selalu bercerita dan saling memberi solusi. Khotimah pun kadang aku ajak main ke rumah untuk di kenalin dengan orang tua aku. Dan orang tua aku pun senang dengan khotimah.
Setelah hubungan kami menginjak beberapa bulan tingkah laku dia nampak begitu aneh. Kalo ada apa – apa dia jadi gampang marah. Aku nda tau kenapa tiba – tiba dia jadi begitu. Melalui sebuah pesan singkat khotimah bilang bahwa khotimah ingin menyudahi hubungannya dengan ku. Dia bilang karena usia ku masih terlalu muda untuknya. Padahal dari awal dia pernah mengatakan bahwa usia tidak akan menjadi pemisah diantara kita, tetapi omongan itu dia langgar sendiri. Aku sasangat kecewa sekali. Hari – hari ku aku habiskan untuk diam dan termenung. Kadang aku berfikir, apa mungkin perasaan cinta yang selama ini dia ucapkan dan janji – janji manisnya dulu hanya sebuah omong kosong belaka. Apa mungkin aku hanya di jadikan sebagai batu loncatannya saja dan dia tidak benar – benar mencintaiku dari awal, terus kemudian setelah bosan dia dengan gampangnya mencampakkan ku begitu saja? Ahh, Aku pun tak tau. Perasaan ini terus – terusan bergejolak dalam pikiranku. Sejak saat itu aku tidak pernah percaya lagi dengan yang namanya cinta, semuanya mungkin sama saja. Awalnya mungkin manis tapi pada akhirya rasa manis itu akan berangsur-angsur berubah menjadi pahit. Cinta adalah omong kosong.


SELESAI

0 komentar:

Posting Komentar