Rangkuman Buku
STRATEGI
PEMBELAJARAN Berorientasi Standar Proses
Pendidikan
Karya Prof.
Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd
Disusun Oleh :
Guntur Megananda
NPM 1513500004
PENDIDIKAN
BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PANCASAKTI TEGAL
2015
KATA PENGANTAR
Pada kesempatan yang baik ini penulis panjatkan puji
dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Rangkuman Buku
Strategi Pembelajaran ini dengan lancar tanpa ada suatu halangan apapun.
Rangkuman Buku Strategi Pembelajaran ini kami susun
untuk memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah Strategi Pembelajaran
bahasa Indonesia. Rangkuman buku ini berjudul “Strategi Pembelajaran” Rangkuman
buku ini terdiri atas empat belas bab, bab satu membahas mengenai standar
proses pendidikan, bab dua pembahasan berisi mengenai Guru dalam pencapaian
standar proses pendidikan dan masih banyak lagi materi – materi mengenai ruang
lingkup strategi pembelajaran yang akan di bahas pada rangkuman buku ini sampai
pada bab ke empat belas.
Dalam penyusunan rangkuman ini kami tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Maka, kami selaku penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan rangkuman ini sampai rangkuman ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Kami tidak menutup kemungkinan jika di dalam
penyusunan rangkuman buku ini masih terdapat kesalahan, Oleh karena itu, kami
selaku penulis berharap Bapak/Ibu Dosen berkenan memberikan kritik dan saran
yang membangun/konstruktif demi perbaikan rangkuman buku ini kedepan.
Sekian
dan terimakasih.
Pemalang,
12 Desember 2015
Penulis
IDENTITAS
BUKU
Judul
Buku :STRATEGI
PEMBELAJARAN Berorientasi Standar Proses
Pendidikan
Pengarang : Prof. Dr. H. Wina Sanjaya,
M.Pd
Tahun
Terbit :
Penerbit :
Kota
Terbit :
Ukuran
Buku :
Jumlah
Hal Buku : 293 Halaman
Jumlah
BAB : 14 BAB
DAFTAR
ISI
- Kata Pengantar
- Identitas Buku
- Daftar Isi
- Bab 1 Standar Proses Pendidikan
- Bab 2 Guru dalam Pencapaian Standar
Proses Pendidikan
- Bab 3 Sistem Pembelajaran dalam
Standar Proses Pendidikan
- Bab 4 Tujuan dan Standar Kompetensi
- Bab 5 Mengajar dan Belajar dalam
Standar Proses Pendidikan
- Bab 6 Strategi Pembelajaran
Berorientasi Aktifitas Siswa
- Bab 7 Metode dan Media Pembelajaran
dalam Standar Proses Pendidikan
- Bab 8 Strategi Pembelajaran
Ekspositori
- Bab 9 Strategi Pembelajaran Inkuiri
( SPI )
- Bab 10 Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah ( SPBM )
- Bab 11 Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir ( SPPKB )
- Bab 12 Strategi Pembelajaran
Kooperatif ( SPK )
- Bab 13 Strategi Pembelajaran
Kontekstual ( CTL )
- Bab 14 Strategi Pembelajaran
Afektif ( SPA )
- Manfaat dan Komentar
Buku
- Penutup
BAB
I
Standar
Proses Pendidikan
- Perlunya Standar Proses Pendidikan
Salah satu masalah yang sedang di alami di dalam
dunia pendidikan kita adalah maslah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran, anak kurang didorong uuntuk mengembangkan kemampuan berpikir.
Proses pembelajaran di dalam kelas di arahkan kepada kemampuan anak untuk
menghafal informasi ; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai
macam informasi tanpa di tuntut untuk memahami informasi yang diingtanya itu
untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari – hari. Akibatnya, ketika anak
didik telah lulus dari sekolah, mereka pintas secara teoritis tetapi miskin
aplikasi.
Undang – undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidika adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Terdapat bebrapa hal penting yang perlu kita kritisi
dari konsep pendidikan tersebut menurut undang – undang. Pertama, pendidikan
adalah usaha sadar yang terancana hal ini berarti proses pendidikan disekolah
bukanlah proses yang dilaksanakan secara asal-asalan dan untung-untungan tetapi
proses yang bertujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa
diarahkan pada pencapaian tujuan.
Kedua, proses pendidikan yang terencana itu
diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Hal ini
berarti proses pendidikan tidak boleh mengesampingkan proses belajar. Ketiga,
suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat
mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses pendidikan ini harus
berorientasi kepada siswa. Dan yang ke empat, akhir dari proses pendidikan
adalah kemampuan untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya untuk masyarakat, bangsa, dan negara.
Tampaknya proses pendidikan kita di sekolah belum
sesuai harapan diatas. Para guru di sekolah masih bekerja sendiri-sendiri
sesuai dengan matapelajaran yang diberikannya. Seakan-akan mata pelajaran yang
satu terlepas dari mata pelajaran yang lainnya. Sebab selama ini belum ada standar
yang mengatur proses pelaksanaan pendidikan. Artinya belum ada pedoman yang
bisa dijadikan rujukan bagaimana seharusnya proses pendidikan itu berlangsung.
- Pengertian Standar Proses
Pendidikan
Standar proses pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (PP No. 19 Tahun 2005 Bab
1 Pasal 1 Ayat 6).
- Fungsi Standar Proses Pendidikan
Secara umum, Standar Proses Pendidikan (SPP) sebagai
standar minimal yang harus dilakukan memiliki fungsi sebagai pengendali proses
pendidikan untuk memperoleh kualitas hasil dan proses pembelajaran.
- Fungsi SPP dalam Rangka Mencapai
Standar Kompetensi yang Harus Dicapai
- Fungsi SPP Bagi Guru
- Fungsi SPP Bagi Kepala Sekolah
- Fungsi SPP Bagi Para Pengawas
(supervisor)
- Fungsi SPP Bagi Dewan Sekolah dan
Dewan Pendidikan
- Terkaitnya Standar Proses
Pendidikan Dengan Standar Lainnya
Standar proses pendidikan sebagai standar
pelaksanaan pembelajaran dapat di pengaruhi dan berhubungan dengan
standar-standar lainnya. Hubungan standar proses dengan standar lainnya
digambarkan pada bagan 1.1 berikut.
Bagan tersebut menggambarkan : pertama, standar
proses pendidikan (SPP) di tentukan oleh standar kompetensi lulusan (SKL) dan
standar isi (SI). Artinya, proses pendidikan yang bagaimana yang harus
dilakukan oleh guru harus sesuai dengan SKL dan SI, baik untuk jenjang
pendidikan SD,SMP atau SMA. Kedua, efektifitas dan kelancaran spp dapat di
pengaruhi atau tergantung pada tenaga pendidik dan kependidikan serta sarana
dan prasarana. Oleh sebab itu, di samping spp perlu juga di rumuskan standar
pendidik dan tenaga kependidikan (SPTK) serta standar sarana dan prasarana
(SSP). Ketiga, efektifitas standar proses selanjutnya akan diukur oleh standar
penilaian (SP). Dalam SP di tetapkan mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian. Keempat, keberhasilan pencapaian standar minimal pendidikan tentu
saja sangat tergantung kepada pembiayaan dan pengelolaan yang dilakukan pada
setiap jenjang atau satuan pendidikan. Oleh sebab itu, perlu juga di tetapkan standar pengelolaan dan
standar pembiayaan.
---0---
BAB
2
Guru
dalam Pencapaian Standar Proses Pendidikan
- Pendahuluan
Penetapan standar proses pendidikan merupakan
kebijakan yang sangat penting dan strategis untuk pemerataan dan peningkatan
kualitas pendidikan. Melalui standar proses pendidikan setiap guru dan atau
pengelola sekolah dapat menentukan bagaimana seharusnya proses pembelajaran
berlangsung. Pada bagian ini akan diuraikan tentang strategi pencapaian proses
pendidikan melalui peningkatan dan perbaikan dilihat dari sudut guru yang
meliputi tentang peningkatan profesional guru serta mengoptimalkan peran guru
dalam proses pembelajaran.
- Meningkatkan Kemampuan Profesional
- Guru Sebagai Jabatan Profesional
Untuk meyakinkan bahwa Guru sebagai pekerjaan
profesional , marilah kita tinjau syarat – syarat atau ciri pokok dari
pekerjaan profesional.
- Pekerjaan profesional ditunjang
oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam yang hanya mungkin di peroleh
dari lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai.
- Suatu profesi menekankan kepada
suatu kehlian dalam bidang tertentu yang spesifik sesuai dengan jenis
profesinya.
- Tingkat keahlian dan kemampuan suatu
profesi didasarkan kepada latar belakang pendidikan yang dialaminya yang
diakui oleh masyarakat.
- Mengajar Sebagai Pekerjaan
Profesional
Apakah mengajar sebagai pekerjaan profesional? Mari
kita tinjau ciri dan karakteristik dari proses mengajar sebagai tugas utama
profesi Guru.
- Mengajar bukanlah menyampaikan
materi pelajaran saja, akan tetapi merupakan pekerjaan yang bertujuan dan
bersifat kompleks. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya, diperlukan
sejumlah keterampilan khusus yang didasarkan pada konsep dan ilmu
pengetahuan yang spesifik.
- Sebagaimana halnya tugas seorang
dokter yang berprofesi menyembuhkan penyakit pasiennya, maka tugas seorang
guru pun memiliki bidang kehlian yang jelas, yaitu mengarahkan siswa
kearah tujuan yang diinginkan.
- Agar dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik sesuai dengan bidang keahliannya, diperlukan tingkat keahlian
yang memadai.
- Tugas guru adalah mempersiapkan
generasi manusia yang dapat hidup dan berperan aktif di masyarakat. Oleh
sebab itu, tidak mungkin pekerjaan seorang guru dapat terlepas dari
kehidupan sosial.
- Pekerjaan guru bukanlah pekerjaan
yang statis, tetapi pekerjaan yang dinamis, yang selamanya harus sesuai
dan menyesuaikan dengan pekermbangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Kompetensi Profesional Guru
Kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai
tujuan yang di persyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dengan
demikian suatu kompetensi ditunjukkan oleh penampilan atau topik yang dapat di
pertanggungjawabkan (rasional) dalam upaya mencapai suatu tujuan.
Sebagai suatu profesi, terdapat sejumlah kompetensi
yang dimiliki oleh seorang guru, yaitu meliputi kompetensi pribadi, kompetensi
profesional, dan kompetensi sosial kemasyarakatan.
- Kompetensi pribadi
- Kompetensi profesional
- Kompetensi sosial kemasyarakatan
- Mengoptimalkan Peran Guru Dalam
Proses Pembelajaran
Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika
penemuan hasil-hasil teknologi belum berkembang hebat seperti sekarang ini,
maka peran utama guru disekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai
warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus dilestarikan.
Dalam kondisi demikian guru berperan sebagai sumber belajar bagi siswa. Berikut
adalah beberapa peran guru.
- Guru sebagai Sumber Belajar
- Guru sebagai Fasilitator
- Guru sebagai Pengelola
- Guru sebagai Demonstrator
- Guru sebagai Pembimbing
- Guru sebagai Motivator
- Guru sebagai Evaluator
- Keterampilan Dasar Mengajar Bagi
Guru
Keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan
agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran,
sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Disamping itu,
keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikan
berbagai strategi pembelajaran yang akan dibahas pada bab – bab selanjutnya.
Beberapa keterampilan dasar tersebut di jelaskan sebagai berikut.
- Keterampilan Dasar Bertanya
Melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan
suasana pembelajaran yang lebih bermakna. Dapat anda rasakan, pembelajaran akan
menjadi sangat membosankan manakala selama berjam – jam guru menjelaskan materi
tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya sekedar pertanyaan pancingan atau
pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir. Oleh karena itu, dalam setiap proses
pembelajaran, strategi pembelajaran apapun yang digunakan, bertanya merupakan
kegiatan bertanya yang selalu merupakan kegiatan yang selalu merupakan bagian
yang mutlak tidak terpisahkan.
Sekarang bagaimana agar proses bertanya yang kita
laksanakan dapat berhasil membelajarkan siswa? Kita harus paham bagaimana cara
bertanya yang baik. Beberapa saran dalam teknik bertanya atau menerima jawaban
dari pertanyaan yang kita ajukan di jelskan di bawah ini.
- Beberapa Petunjuk Teknis
- Tunjukkan keantusiasan dan
kehangatan
- Berikan waktu kepada siswa untuk
berpikir
- Atur lalu lintas bertanya jawab
- Hindari pertanyaan ganda
- Meningkatkan kualitas pertanyan
Disamping beberapa petunjuk secara teknis, dalam
teknik bertanya juga perlu diperhatikan bagaimana meningkatkan kualitas
pertanyaan agar mampu menjadi alat untuk meniingkatkan kemampuan berpikir dan
meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa.
1)
Berikan pertanyaan secara berjenjang
2)
Gunakan pertanyaan – pertanyaan untuk
melacak
- Keterampilan Dasar Memberikan
Rainforcement
Keterampilan dasar penguatan (rainforcement) adalah
segala bentuk respon yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru
terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau
umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau responnya yang diberikan sebagai
suatu dorongan atau koreksi. Dengan demikian fungsi keterampilan penguatan itu
adalah untuk memberikan ganjaran kepada siswa sehingga siswa akan berbesarhati
dan meningkatkan partisipasinya dalam setiap proses pembelajaran.
Ada dua jenis
penguatan yang dapat diberikan oleh guru, yaitu
- Penguatan Verbal
Penguatan
verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan kata-kata, baik kata-kata
pujian maupun penghargaan atau kata-kata koreksi. Melalui kata-kata itu siswa
akan merasa tersanjung dan berbesar hati sehingga ia akan merasa puas dan
terdorong untuk lebih aktif belajar.
- Penguatan Nonverbal
Penguatan
nonverbal adalah penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat. Misalnya
melalui anggukan kepala tanda setuju , gelengan kepala tanda tidak setuju dan
sebagainnya.
Terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberikan penguatan agar penguatan
itu dapat meningkatkan motivasi pembelajaran.
·
Kehangatan dan keantusiasan
·
Kebermaknaan
·
Gunakan penguatan yang bervariasi
·
Berikan penguatan dengan segera
- Keterampilan Variasi Stimulus
Veriasi stimulus adalah keterampilan guru untuk
menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan,
sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan
berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran. Ada tiga
variasi stimulus yang dapat diberikan guru yaitu :
- Variasi pada waktu bertatap muka
atau melaksanakan proses pembelajaran
- Variasi dalam mebggunakan
media/alat bantu pembelajaran
- Variasi dalam melakukan pola
interaksi
Sesuai
dengan jenisnya teknik-teknik yang dapat digunakan dalam melakukan variasi
stimulus dijelaskan sebagai berikut.
- Variasi pada saat melaksanakan
proses pembelajaran
Untuk menjaga
agar proses pembelajaran tetap kondusif, ada beberapa teknik yang perlu
dilakukan.
1). Penggunaan
variasi suara (teacher voice)
2). Pemusatan
perhatian (focusing)
3). Kebisuan guru
(teacher silence)
4). Mengadakan
kontak pandang (eye contact)
5). Gerak guru
(teacher movement)
b. Variasi dalam penggunaan media dan alat
pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses
komunikasi. Yang menjadi masalah adalah bagaimana agar proses komunikasi itu
berjalan dengan efektif agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima secara
utuh.
Variasi
penggunaan media dan alat pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut.
1)
Dengan menggunakan variasi media yang
dapat dilihat (visual) seperti menggunakan gambar, slide, foto dan lain-lain.
2)
Variasi alat atau media yang dapat
didengar (auditif) seperti menggunakan radio, musik, deklamasi, puisi dan lain
sebagainya.
3)
Variasi alat atau media yang dapat
diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik).
- Variasi dalam berinteraksi
Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa
dengan lingkungannya. Guru perlu membangun interaksi secara penuh dengan
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berinteraksi dengan
lingkungannya. Guru perlu menggunakan variasi interaksi dua arah yaitu, pola
interaksi siswa – guru – siswa, bahkan pola interaksi yang multiarah.
- Keterampilan Membuka dan Menutup
Pelajaran
Membuka pelajaran atau set induction adalah usaha
yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan
prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman
belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan.
Secara
khusus tujuan membuka pelajaran adalah untuk :
1)
Menarik perhatian siswa
2)
Menumbukkan motivasi belajar siswa
3)
Meberikan acuan atau rambu-rambu tentang
pembelajaran yang akan dilakukan.
Menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan
yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk
memberikangambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta
kaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa,
serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
- Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya
manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran. Terdapat
beberapa jenis perilaku yang dapat menganggu iklim belajar mengajar seperti
diuraikan di bawah ini.
- Tidak adanya perhatiaan
- Perilaku menganggu
- Memusatkan perhatian
- Memberikan petunjuk dan tujuan yang
jelas
---0---
BAB
3
Sistem
Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan
- Pengertian dan Kegunaan Sistem
Penyusunan standar proses pemdidikan diperlukan untuk
menentukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai upaya
ketercapaian standar kompetensi lulusan. Dengan demikian, standar proses dapat
dijadikan pedoman oleh setiap guru dalam pengelolaan proses pembelajaran serta
menentukan komponen-komponen yang dapat mempengaruhi proses pendidikan.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk
menentukan kualitas proses pendidikan adalah pendekatan sistem. Melalui
pendekatan sistem kita dapat melihat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi
keberhasilan suatu proses.
Sistem adalah satu kesattuan komponen yang satu sama
lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang
diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Sistem bermanfaat untuk merancang atau merencanakan
suatu proses pembelajaran. Perencanaan adalah proses dan cara berpikir yang
dapat membantu menciptakan hasil yang di harapkan. Oleh karena itulah proses
perencanaan yang sistematis dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa
keuntungan diantaranya :
- Melalui sistem perencanaan yang
matang, guru akan terhindar dari keberhasilan secara untung-untungan,
dengan demikian pendekatan sistem memiliki daya ramal yang kuat tentang
keberhasilan suatu proses pembelajaran,karena memang perencanaan disusun
untuk mencapai hasil yang optimal.
- Melalui sistem perencanaan yang
sistematis, setiap guru dapat menggambarkan hambatan yang mungkin akan
dihadapi sehingga dapat menentukan berbagai strategi yang dapat dilakukan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
- Melalui sistem perencanaan, guru
dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan berbagai sumber dan
fasilitas yang ada untuk ketercapaian tujuan.
- Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap sistem pembelajaran
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kegiatan proses sistem pembelajaran, diantaranya faktor guru, faktor siswa,
sarana, alat dan media yang tersedia, serta faktor lingkungan.
---0---
BAB
4
Tujuan
dan Standar Kompetensi
- Pentingnya Perumusan Tujuan
Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan
siswa adalah kegiatan yang bertujuan. Sebagai kegiatan yang beertujuan, maka
segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa hendaknya diarahkan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian dalam setting pembelajaran,
tujuan merupakan pengikat segala aktifitas guru dan siswa. Oleh sebab itu,
merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam
merancang program pembelajaran.
- Tingkatan Tujuan
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai
tujuan yang sangat umum sampai tujuan yang khusus yang bersifat spesifik dan
dapat diukur yang kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikandari yang
bersifat umum sampai kepada tujuan khusus itu dapat di klasifikasikan menjadi
empat, yaitu :
- Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
- Tujuan Institusional (TI)
- Tujuan Kurikuler (TK)
- Tujuan Instruksional atau Tujuan
Pembelajaran (TP)
- Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
TPN adalah tujuan yang bersifat paling umum dan
merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan,
artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk
manusia yang sesuai dengan rumasan itu, baik pendidikan yang diselenggarakan
oleh lembaga pendidikan formal, informal maupun nonformal.
- Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus
dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Dengan kata lain tujuan ini
didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah
mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program disuatu lembaga pendidikan
tertentu.
- Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh
setiap bidang studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu, tujuan kurikuler dapat
didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka
menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.
- Tujuan Pembelajarana /
Instruksional
Tujuan instruksional merupakan tujuan yang paling
khusus. Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat
didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah
mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali
pertemuan.
- Tujuan dan Kompetensi
Dalam kurikulum yang berorientasi pada pencapaian
kompetensi, tujuan yang harus dicapai oleh siswa dirumuskan dalam bentuk
kompetensi. Dalam konteks pengembangan kurikulum, kompetensi adalah perpaduan
dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak.
Dalam kompetensi sebagai tujuan, didalamnya terdapat
beberapa aspek, yaitu : pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding),
kemahiran (skill), Nilai (value), sikap (attitude), dan minat (interest).
Klasifikasi
kompetensi mencangkup :
- Kompetensi dasar
- Kompetensi standar
- Kompetensi dasar
- Standar Kompetensi Lulusan Satuan
Pendidikan
Badan standar nasional pendidikan (BSNP) merumuskan
bahwa standar kompetensi lulusan satuan pendidikan (SKL-SP) adalah kualifikasi
lulusan yang mencangkup pengetahuan, sikap dan keterampilan pada setiap satuan
pendidikan yang terdiri dari satuan pendidikan dasar (SD/MI/SDLB/Paket A,
SMP/MTS/SMPLB/Paket B), dan satuan pendidikan menengah (SMA/MA/SMALB/Paket C,
SMK/MAK).
- Standar Kompetensi Kelompok Mata
Pelajaran (SK-KMP)
Standar kompetensi kelompok mata pelajaran (SK-KMP)
terdiri atas kelompok-kelompok mata pelajaran :
- Agama dan akhlak mulia;
- Kewarganegaraan dan kepribadian;
- Ilmu pengetahuan dan teknologi;
- Estetika;
- Jasmani, olahraga dan kesehatan.
- Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau
keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan
proses pembelajaran tertentu. Dalam kurikulum berorientasi pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran itu juga bisa diistilahkan dengan indikator
hasil belajar. Artinya, apa hasil yang diperoleh siswa setelah mereka mengikuti
proses pembelajaran.
---0---
BAB
5
Mengajar
dan Belajar dalam Standar Proses Pendidikan
- Pendahuluan
Di era informasi seperti sekarang ini seharusnya
telah terjadi perubahan peranan guru. Guru tidak lagi berperan sebagai
satu-satunya sumber belajar, akan tetapi lebih berperan sebagai pengelola
pembelajaran . dalam posisi semacam ini bisa terjadi guru dan siswa saling
membelajarkan.
- Konsep Dasar Mengajar
- Mengajar sebagai Proses
Menyampaikan Materi Pelajaran
Sebagai proses menyampaikan atau menanamkan ilmu
pengetahuan, maka mengajar mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut.
- Proses pengajaran berorientasi
kepada guru
Dalam kegiatan belajar mengajar guru memegang peran
yang sangat penting. Guru menentukan segalanya. Mau diapakan siswa? Apa yang
harus dikuasai siswa? Semuanya tergantung guru. Oleh karena betapa pentingnya
peran guru, maka biasanya proses pengajaran hanya akan berlangsung manakala ada
guru, dan tidak mungkin ada proses pembelajaran tanpa guru.
- Siswa sebagai Objek Belajar
Sebagai objek belajar, kesempatan siswa untuk
mengambangkan kemampuan sesuai dengan minat dan bakatnya, bahkan untuk belajar
sesuai dengan gayanya, sangat terbatas. Sebab, dalam proses pembelajaran
segalanya diatur dan ditentukan oleh guru.
- Kegiatan pengajaran terjadi pada
tempat dan waktu tertentu
Proses pengajaran berlangsung pada tempat dan waktu
tertentu, misalnya terjadi didalam kelas dengan penjadwalan yang ketat,
sehingga siswa hanya belajar manakala ada kelas yang telah di desain sedemikian
rupa sebagai tempat belajar.
- Tujuan utama pengajaran adalah
penguasaan materi pelajaran.
Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari
sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.
- Mengajar Sebagai Proses Mengatur
Lingkungan
Terdapat beberapa karakteristik dari konsep mengajar
sebagai proses mengatur lingkungan itu.
- Mengajar berpusat pada siswa
(student centered)
Siswa mempunyai kesempatan untuk belajar sesuai
dengan gayanya sendiri. Peran guru berubah dari peran sebagai sumber belajar
menjadi peran sebagai fasilitator. Artinya, guru lebih banyak sebagai orang
yang membantu siswa untuk belajar.
- Siswa sebagai subjek belajar
Dalam konsep mengajar sebagai proses mengatur
lingkungan, siswa tidak dianggap sebagai organisme yang pasif yang hanya
sebagai penerima informasi, akan tetapi dipandang sebagai organisme yang aktif,
yang memiliki potensi untuk berkembang.
- Proses pembelajaran berlangsung
dimana saja
Kelas bukanlah satu-satunya tempat belajar siswa. Siswa
dapat memanfaatkan berbagai tempat belajar sesuai dengan kebutuhan dan sifat
materi pelajaran.
- Pembelajaran berorientasi pada
pencapaian tujuan
Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi
pelajaran, akan tetapi proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai.
- Perlunya Perubahan Paradigma
tentang Mengajar
Pandangan mengajar yang hanya sebatas menyampaikan
ilmu pengetahuan itu, dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan. Minimal
ada tiga alasan penting. Alasan inilah yang menuntut perlu terjadinya perubahan
paradigma mengajar dari mengajar hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran
kepada mengajar sebagai suatu proses mengatur lingkungan.
- Makna
Mengajar dalam Standar Proses Pendidikan
Mengajar dalam makna konteks standar proses
pendidikan tidak hanya sekedar menyampaika materi pelajaran, akan tetapi juga
dimaknai sebagai proses megatur lingkungan supaya siswa belajar. Makna lain
mengajar yang demikian sering diistilahkan dengan pembelajaran. Hal ini
mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa harus dijadikan
sebagai pusat dari kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk watak ,
peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik. Pembelajaran itu
perlu memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diharapkan. Makna pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan
ditunjukkan oleh beberapa ciri yang dijelaskan sebagai berikut.
- Pembelajaran adalah proses berpikir
- Proses pembelajaran adalah
memanfaatkan potensi otak
- Pembelajaran berlangsung sepanjang
hayat
- Teori-teori
Belajar
Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan.
Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga
menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena
adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.
- Beberapa Teori Belajar
Behavioristik
- Teori Belajar Koneksionisme
Teori belajar koneksionisme di kembangkan oleh
Thorndike sekitar tahun 1913. Menurut teori belajar ini, belajar pada hewan dan
pada manusia pada dasarnya berlangsung menurut prinsip-prinsip yang sama. Dasar
terjadinya belajar adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap
pancaindra dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus
dan repons.
- Teori Belajar Classical
Conditioning
Belajar atau pembentukan perilaku perlu dibantu
dengan kondisi tertentu. Untuk membentuk tingkah laku tertentu harus dilakukan
secara berulang-ulang dengan melakukan pengkondisian tertentu. Pengkondisian
itu adalah dengan melakukan semacam pancingan dengan sesuatu yang dapat
menumbuhkan tingkah laku itu.
- Operant Conditioning
Operant Conditioning yang dikembangkan oleh skinner
merupakan pengembangan dari teori stimulus respons. Skinner membedakan dua
macam respons, yakni respondent respons (reflextive response) dan operant
respons (instrumental response). Respondent response adalah respon yang
ditimbulkan oleh perangsang-perangsang tertentu. Respon ini relatif tetap.
Artinya, setiap ada stimulus semacam itu akan muncul respons tertentu.
Sedangkan operant response adalah respon yang timbul dan berkembang diikuti
oleh perangsang-perangsang tertentu.
- Teori-teori Belajar Kognitif
- Teori Gestalt
Menurut teori ini, belajar adalah proses
mengembangkan insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar bagian
di dalam suatu situasi permasalahan. Berbeda dengan teori behaviioristik yang
menganggap belajar atau tingkah laku itu bersifat mekanistis, sehingga
mengabaikan atau mengingkari peranan insight.
- Teori Medan
Teori ini dikembangkan oleh kurt lewin. Sama seperti
teori Gestalt, teori medan menganggap bahwa belajar adalah proses pemecahan
masalah.
- Teori Konstruktivistik
Teori ini dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan
abad 20. Pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan
untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang di konsentrasi
anak sebagai sebagai subjek, maka akan menjadi pengetahuan yang bermakna,
sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak
akan menjadi pengetahuan yang bermakna.
---0---
BAB
6
Strategi
Pembelajarn Berorientasi Aktivitas Siswa
- Pengertian Strategi, Metode, dan
Pendekatan Pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk
melaksanakan strategi.
Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan
strategi adalah pendekatan (approach). Sebenarnya pendekatan berbeda baik
dengan strategimaupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan
merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat
bersumber atau tergantung pada pendekatan tertentu.
- Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat
digunakan. Rowntree (1974) mengelompokkan ke dalam strategi penyampaian
penemuan atau exposition-discovery
learning, dan strategi pembelajaran individual atau groups-individual learning.
Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan
kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan
tersebut. Roy Killen menyebutnya dengan strategi pembelajaran langsung. Mengapa
dikatakn strategi pembelajaran langsung ? sebab dalam strategi ini, materi
pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa. Siswa tidak dituntut untuk
mengolahnya.
Strategi belajar invidual dilakukan oleh siswa secara
mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat
ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran
serta bagaimana mempelajarinya disesain untuk belajar sendiri.
Berbeda dengan strategi pembelahjaran individual,
belajar kelompok dlakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh seorang
atau beberapa orang guru. Bentuk belajar kelompo itu bisa dalam pembelajara
kelompok besar atau pembelajaran klasikal; atau bisa juga siswa belajar dalam
kelompok-kelompok kecil semacam buzz
group.
- Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses menambah
informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa
yang harus kita miliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya
strategi apa yang harus dlakukan agar semua itu dapa tercapai secara efektif
dan efisien. Oleh karena itu, sebelum menentukan strategi pembelajaran yang
dapat digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan.
- Pertimbangan yang
berhubungan dengan strategi yang ingin dicapai.
- Pertimbangan yang
berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran
- Pertimbangan dari sudut
siswa
- Pertimbangan-pertimbangan
lainnya
- Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks
Standar Proses Pendidikan
Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam bahasan ini
adalah hal-hal yang yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi
pembelajaran. Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak
semua strategi pembelajaran cocol digunakan untuk mencapai semua tujuan dan
semua keadaan. Guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi
pembelajaran sebagai berikut.
- Berorientasi pada
Tujuan
- Aktifitas
- Individualitas
- Integritas
Sesuai dengan isi peraturan pemerintah diatas, maka
ada sejumlah prinsip khusus dalam pengelolaan pembelajaran, sebagai berikut.
- Interaksi
- Inspiratif
- Menyenangkan
- Menantang
- Motivasi
- Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)
Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi
pada aktivitas siswa. Pertama, asumsi filosofis tentang pendidikan. Pendidikan
merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan
intelektual, social, maupun kedewasaan moral. Oleh karena itu, proses
pendidikan bukan hanya mengembangkan intelektual saja, tetapi mencangkup seluruh
potensi yang dimiliki anak didik.
- Konsep dan Tujuan PBAS
PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang menekankan kepada aktifitas siswa secara optimal untuk
memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor.
- Peran Guru dalam Implementasi PBAS
Dalam implementas PBAS, guru tidak berperan sebagai
satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada
siswa, akan tetapi yg lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi agar siswa
belajar. Oleh karena itu, penerapan PBAS menuntut guru untuk kreatif dan
invofatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan
karakteristik belajar siswa.
- Penerapan PBAS dalam Proses Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar PBAS diwujudkan dalam
berbagai bentuk kegiatan, seperti mendengarkan, berdiskusi, memproduksi
sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Keaktifan
siswa itu ada yang langsung diamati, seperti mengerjakan tugas, berdiskusi,
mengumpulkan data dan lain sebagainya; akan tetapi ada yang tidak bisa diamati,
seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak.
Namun demikian, salah satu hal yang dapat kita
lakukan untuk mengetahui apakah suatu proses pembelajaran memiliki kadar PBAS
yang tinggi, sedang atau lemah dapat kita lihat dari kriteria penetapan PBAS
dalam proses pembelajaran. Kriteria tersebut menggambarkan sejauhmana
keterlibatan siswa dalam pembelajaran baik dalam perencanaan pembelajaran, proses
pembelajaran maupun dalam mengevaluasi hasil pembelajaran.
- Faktor yang mempengaruhi
keberhasilan PBAS
Keberhasilan penerapan PBAS dalam proses
pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
---0---
lay banget tampilan blog nya, jadi susah mau copy
BalasHapus