Selasa, 31 Mei 2016

Rangkuman Buku STRATEGI PEMBELAJARAN Berorientasi Standar Proses Pendidikan Karya Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd


Rangkuman Buku
STRATEGI PEMBELAJARAN Berorientasi Standar Proses  Pendidikan
Karya Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd

                                                                               
 
















Disusun Oleh :
Guntur Megananda
NPM 1513500004

PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2015

KATA PENGANTAR

Pada kesempatan yang baik ini penulis panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Rangkuman Buku Strategi Pembelajaran ini dengan lancar tanpa ada suatu halangan apapun.
Rangkuman Buku Strategi Pembelajaran ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah Strategi Pembelajaran bahasa Indonesia. Rangkuman buku ini berjudul “Strategi Pembelajaran” Rangkuman buku ini terdiri atas empat belas bab, bab satu membahas mengenai standar proses pendidikan, bab dua pembahasan berisi mengenai Guru dalam pencapaian standar proses pendidikan dan masih banyak lagi materi – materi mengenai ruang lingkup strategi pembelajaran yang akan di bahas pada rangkuman buku ini sampai pada bab ke empat belas.
Dalam penyusunan rangkuman ini kami tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Maka, kami selaku penulis  menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan rangkuman ini sampai rangkuman ini dapat terselesaikan dengan baik.
Kami tidak menutup kemungkinan jika di dalam penyusunan rangkuman buku ini masih terdapat kesalahan, Oleh karena itu, kami selaku penulis berharap Bapak/Ibu Dosen berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun/konstruktif demi perbaikan rangkuman buku ini kedepan.
Sekian dan terimakasih.

Pemalang, 12 Desember 2015

Penulis










IDENTITAS BUKU

Judul Buku                   :STRATEGI PEMBELAJARAN Berorientasi Standar Proses  Pendidikan
Pengarang                   : Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd
Tahun Terbit                :
Penerbit                       :
Kota Terbit                  :
Ukuran Buku              :
Jumlah Hal Buku        : 293 Halaman
Jumlah BAB               : 14 BAB



















DAFTAR ISI

  1. Kata Pengantar
  2. Identitas Buku
  3. Daftar Isi
  4. Bab 1 Standar Proses Pendidikan
  5. Bab 2 Guru dalam Pencapaian Standar Proses Pendidikan
  6. Bab 3 Sistem Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan
  7. Bab 4 Tujuan dan Standar Kompetensi
  8. Bab 5 Mengajar dan Belajar dalam Standar Proses Pendidikan
  9. Bab 6 Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa
  10. Bab 7 Metode dan Media Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan
  11. Bab 8 Strategi Pembelajaran Ekspositori
  12. Bab 9 Strategi Pembelajaran Inkuiri ( SPI )
  13. Bab 10 Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah ( SPBM )
  14. Bab 11 Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir ( SPPKB )
  15. Bab 12 Strategi Pembelajaran Kooperatif ( SPK )
  16. Bab 13 Strategi Pembelajaran Kontekstual ( CTL )
  17. Bab 14 Strategi Pembelajaran Afektif ( SPA )
  18. Manfaat dan Komentar Buku
  19. Penutup









BAB I
Standar Proses Pendidikan

  1. Perlunya Standar Proses Pendidikan
Salah satu masalah yang sedang di alami di dalam dunia pendidikan kita adalah maslah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong uuntuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas di arahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi ; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai macam informasi tanpa di tuntut untuk memahami informasi yang diingtanya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari – hari. Akibatnya, ketika anak didik telah lulus dari sekolah, mereka pintas secara teoritis tetapi miskin aplikasi.
Undang – undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidika adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Terdapat bebrapa hal penting yang perlu kita kritisi dari konsep pendidikan tersebut menurut undang – undang. Pertama, pendidikan adalah usaha sadar yang terancana hal ini berarti proses pendidikan disekolah bukanlah proses yang dilaksanakan secara asal-asalan dan untung-untungan tetapi proses yang bertujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa diarahkan pada pencapaian tujuan.
Kedua, proses pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Hal ini berarti proses pendidikan tidak boleh mengesampingkan proses belajar. Ketiga, suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses pendidikan ini harus berorientasi kepada siswa. Dan yang ke empat, akhir dari proses pendidikan adalah kemampuan untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya untuk masyarakat, bangsa, dan negara.
Tampaknya proses pendidikan kita di sekolah belum sesuai harapan diatas. Para guru di sekolah masih bekerja sendiri-sendiri sesuai dengan matapelajaran yang diberikannya. Seakan-akan mata pelajaran yang satu terlepas dari mata pelajaran yang lainnya. Sebab selama ini belum ada standar yang mengatur proses pelaksanaan pendidikan. Artinya belum ada pedoman yang bisa dijadikan rujukan bagaimana seharusnya proses pendidikan itu berlangsung.
  1. Pengertian Standar Proses Pendidikan
Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (PP No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat 6).
  1. Fungsi Standar Proses Pendidikan
Secara umum, Standar Proses Pendidikan (SPP) sebagai standar minimal yang harus dilakukan memiliki fungsi sebagai pengendali proses pendidikan untuk memperoleh kualitas hasil dan proses pembelajaran.
  1. Fungsi SPP dalam Rangka Mencapai Standar Kompetensi yang Harus Dicapai
  2. Fungsi SPP Bagi Guru
  3. Fungsi SPP Bagi Kepala Sekolah
  4. Fungsi SPP Bagi Para Pengawas (supervisor)
  5. Fungsi SPP Bagi Dewan Sekolah dan Dewan Pendidikan
  1. Terkaitnya Standar Proses Pendidikan Dengan Standar Lainnya
Standar proses pendidikan sebagai standar pelaksanaan pembelajaran dapat di pengaruhi dan berhubungan dengan standar-standar lainnya. Hubungan standar proses dengan standar lainnya digambarkan pada bagan 1.1 berikut.
Bagan tersebut menggambarkan : pertama, standar proses pendidikan (SPP) di tentukan oleh standar kompetensi lulusan (SKL) dan standar isi (SI). Artinya, proses pendidikan yang bagaimana yang harus dilakukan oleh guru harus sesuai dengan SKL dan SI, baik untuk jenjang pendidikan SD,SMP atau SMA. Kedua, efektifitas dan kelancaran spp dapat di pengaruhi atau tergantung pada tenaga pendidik dan kependidikan serta sarana dan prasarana. Oleh sebab itu, di samping spp perlu juga di rumuskan standar pendidik dan tenaga kependidikan (SPTK) serta standar sarana dan prasarana (SSP). Ketiga, efektifitas standar proses selanjutnya akan diukur oleh standar penilaian (SP). Dalam SP di tetapkan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian. Keempat, keberhasilan pencapaian standar minimal pendidikan tentu saja sangat tergantung kepada pembiayaan dan pengelolaan yang dilakukan pada setiap jenjang atau satuan pendidikan. Oleh sebab itu, perlu  juga di tetapkan standar pengelolaan dan standar pembiayaan.
---0---

BAB 2
Guru dalam Pencapaian Standar Proses Pendidikan

  1. Pendahuluan
Penetapan standar proses pendidikan merupakan kebijakan yang sangat penting dan strategis untuk pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan. Melalui standar proses pendidikan setiap guru dan atau pengelola sekolah dapat menentukan bagaimana seharusnya proses pembelajaran berlangsung. Pada bagian ini akan diuraikan tentang strategi pencapaian proses pendidikan melalui peningkatan dan perbaikan dilihat dari sudut guru yang meliputi tentang peningkatan profesional guru serta mengoptimalkan peran guru dalam proses pembelajaran.
  1. Meningkatkan Kemampuan Profesional
  1. Guru Sebagai Jabatan Profesional
Untuk meyakinkan bahwa Guru sebagai pekerjaan profesional , marilah kita tinjau syarat – syarat atau ciri pokok dari pekerjaan profesional.
  1. Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam yang hanya mungkin di peroleh dari lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai.
  2. Suatu profesi menekankan kepada suatu kehlian dalam bidang tertentu yang spesifik sesuai dengan jenis profesinya.
  3. Tingkat keahlian dan kemampuan suatu profesi didasarkan kepada latar belakang pendidikan yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat.
  1. Mengajar Sebagai Pekerjaan Profesional
Apakah mengajar sebagai pekerjaan profesional? Mari kita tinjau ciri dan karakteristik dari proses mengajar sebagai tugas utama profesi Guru.
  1. Mengajar bukanlah menyampaikan materi pelajaran saja, akan tetapi merupakan pekerjaan yang bertujuan dan bersifat kompleks. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya, diperlukan sejumlah keterampilan khusus yang didasarkan pada konsep dan ilmu pengetahuan yang spesifik.
  2. Sebagaimana halnya tugas seorang dokter yang berprofesi menyembuhkan penyakit pasiennya, maka tugas seorang guru pun memiliki bidang kehlian yang jelas, yaitu mengarahkan siswa kearah tujuan yang diinginkan.
  3. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan bidang keahliannya, diperlukan tingkat keahlian yang memadai.
  4. Tugas guru adalah mempersiapkan generasi manusia yang dapat hidup dan berperan aktif di masyarakat. Oleh sebab itu, tidak mungkin pekerjaan seorang guru dapat terlepas dari kehidupan sosial.
  5. Pekerjaan guru bukanlah pekerjaan yang statis, tetapi pekerjaan yang dinamis, yang selamanya harus sesuai dan menyesuaikan dengan pekermbangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  1. Kompetensi Profesional Guru
Kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang di persyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dengan demikian suatu kompetensi ditunjukkan oleh penampilan atau topik yang dapat di pertanggungjawabkan (rasional) dalam upaya mencapai suatu tujuan.
Sebagai suatu profesi, terdapat sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru, yaitu meliputi kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial kemasyarakatan.
  1. Kompetensi pribadi
  2. Kompetensi profesional
  3. Kompetensi sosial kemasyarakatan
  1. Mengoptimalkan Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran
Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-hasil teknologi belum berkembang hebat seperti sekarang ini, maka peran utama guru disekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Dalam kondisi demikian guru berperan sebagai sumber belajar bagi siswa. Berikut adalah beberapa peran guru.
  1. Guru sebagai Sumber Belajar
  2. Guru sebagai Fasilitator
  3. Guru sebagai Pengelola
  4. Guru sebagai Demonstrator
  5. Guru sebagai Pembimbing
  6. Guru sebagai Motivator
  7. Guru sebagai Evaluator
  1. Keterampilan Dasar Mengajar Bagi Guru
Keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Disamping itu, keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang akan dibahas pada bab – bab selanjutnya. Beberapa keterampilan dasar tersebut di jelaskan sebagai berikut.
  1. Keterampilan Dasar Bertanya
Melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih bermakna. Dapat anda rasakan, pembelajaran akan menjadi sangat membosankan manakala selama berjam – jam guru menjelaskan materi tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya sekedar pertanyaan pancingan atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir. Oleh karena itu, dalam setiap proses pembelajaran, strategi pembelajaran apapun yang digunakan, bertanya merupakan kegiatan bertanya yang selalu merupakan kegiatan yang selalu merupakan bagian yang mutlak tidak terpisahkan.
Sekarang bagaimana agar proses bertanya yang kita laksanakan dapat berhasil membelajarkan siswa? Kita harus paham bagaimana cara bertanya yang baik. Beberapa saran dalam teknik bertanya atau menerima jawaban dari pertanyaan yang kita ajukan di jelskan di bawah ini.
  1. Beberapa Petunjuk Teknis
  1. Tunjukkan keantusiasan dan kehangatan
  2. Berikan waktu kepada siswa untuk berpikir
  3. Atur lalu lintas bertanya jawab
  4. Hindari pertanyaan ganda
  1. Meningkatkan kualitas pertanyan
Disamping beberapa petunjuk secara teknis, dalam teknik bertanya juga perlu diperhatikan bagaimana meningkatkan kualitas pertanyaan agar mampu menjadi alat untuk meniingkatkan kemampuan berpikir dan meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa.
1)      Berikan pertanyaan secara berjenjang
2)      Gunakan pertanyaan – pertanyaan untuk melacak
  1. Keterampilan Dasar Memberikan Rainforcement
Keterampilan dasar penguatan (rainforcement) adalah segala bentuk respon yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau responnya yang diberikan sebagai suatu dorongan atau koreksi. Dengan demikian fungsi keterampilan penguatan itu adalah untuk memberikan ganjaran kepada siswa sehingga siswa akan berbesarhati dan meningkatkan partisipasinya dalam setiap proses pembelajaran.
Ada dua jenis penguatan yang dapat diberikan oleh guru, yaitu
  1. Penguatan Verbal
Penguatan verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan kata-kata, baik kata-kata pujian maupun penghargaan atau kata-kata koreksi. Melalui kata-kata itu siswa akan merasa tersanjung dan berbesar hati sehingga ia akan merasa puas dan terdorong untuk lebih aktif belajar.
  1. Penguatan Nonverbal
Penguatan nonverbal adalah penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat. Misalnya melalui anggukan kepala tanda setuju , gelengan kepala tanda tidak setuju dan sebagainnya.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberikan penguatan agar penguatan itu dapat meningkatkan motivasi pembelajaran.
·         Kehangatan dan keantusiasan
·         Kebermaknaan
·         Gunakan penguatan yang bervariasi
·         Berikan penguatan dengan segera
  1. Keterampilan Variasi Stimulus
Veriasi stimulus adalah keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran. Ada tiga variasi stimulus yang dapat diberikan guru yaitu :
  1. Variasi pada waktu bertatap muka atau melaksanakan proses pembelajaran
  2. Variasi dalam mebggunakan media/alat bantu pembelajaran
  3. Variasi dalam melakukan pola interaksi
Sesuai dengan jenisnya teknik-teknik yang dapat digunakan dalam melakukan variasi stimulus dijelaskan sebagai berikut.
  1. Variasi pada saat melaksanakan proses pembelajaran
Untuk menjaga agar proses pembelajaran tetap kondusif, ada beberapa teknik yang perlu dilakukan.
1). Penggunaan variasi suara (teacher voice)
2). Pemusatan perhatian (focusing)
3). Kebisuan guru (teacher silence)
4). Mengadakan kontak pandang (eye contact)
5). Gerak guru (teacher movement)
b. Variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Yang menjadi masalah adalah bagaimana agar proses komunikasi itu berjalan dengan efektif agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima secara utuh.
Variasi penggunaan media dan alat pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut.
1)      Dengan menggunakan variasi media yang dapat dilihat (visual) seperti menggunakan gambar, slide, foto dan lain-lain.
2)      Variasi alat atau media yang dapat didengar (auditif) seperti menggunakan radio, musik, deklamasi, puisi dan lain sebagainya.
3)      Variasi alat atau media yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik).
  1. Variasi dalam berinteraksi
Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Guru perlu membangun interaksi secara penuh dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Guru perlu menggunakan variasi interaksi dua arah yaitu, pola interaksi siswa – guru – siswa, bahkan pola interaksi yang multiarah.
  1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka pelajaran atau set induction adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan.
Secara khusus tujuan membuka pelajaran adalah untuk :
1)      Menarik perhatian siswa
2)      Menumbukkan motivasi belajar siswa
3)      Meberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan.
Menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikangambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta kaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
  1. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran. Terdapat beberapa jenis perilaku yang dapat menganggu iklim belajar mengajar seperti diuraikan di bawah ini.
  1. Tidak adanya perhatiaan
  2. Perilaku menganggu
  3. Memusatkan perhatian
  4. Memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas
---0---

BAB 3
Sistem Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan

  1. Pengertian dan Kegunaan Sistem
Penyusunan standar proses pemdidikan diperlukan untuk menentukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai upaya ketercapaian standar kompetensi lulusan. Dengan demikian, standar proses dapat dijadikan pedoman oleh setiap guru dalam pengelolaan proses pembelajaran serta menentukan komponen-komponen yang dapat mempengaruhi proses pendidikan.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas proses pendidikan adalah pendekatan sistem. Melalui pendekatan sistem kita dapat melihat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu proses.
Sistem adalah satu kesattuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Sistem bermanfaat untuk merancang atau merencanakan suatu proses pembelajaran. Perencanaan adalah proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang di harapkan. Oleh karena itulah proses perencanaan yang sistematis dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa keuntungan diantaranya :
  1. Melalui sistem perencanaan yang matang, guru akan terhindar dari keberhasilan secara untung-untungan, dengan demikian pendekatan sistem memiliki daya ramal yang kuat tentang keberhasilan suatu proses pembelajaran,karena memang perencanaan disusun untuk mencapai hasil yang optimal.
  2. Melalui sistem perencanaan yang sistematis, setiap guru dapat menggambarkan hambatan yang mungkin akan dihadapi sehingga dapat menentukan berbagai strategi yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
  3. Melalui sistem perencanaan, guru dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan berbagai sumber dan fasilitas yang ada untuk ketercapaian tujuan.
  1. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sistem pembelajaran
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran, diantaranya faktor guru, faktor siswa, sarana, alat dan media yang tersedia, serta faktor lingkungan.
---0---

BAB 4
Tujuan dan Standar Kompetensi

  1. Pentingnya Perumusan Tujuan
Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah kegiatan yang bertujuan. Sebagai kegiatan yang beertujuan, maka segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian dalam setting pembelajaran, tujuan merupakan pengikat segala aktifitas guru dan siswa. Oleh sebab itu, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam merancang program pembelajaran.
  1. Tingkatan Tujuan
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat umum sampai tujuan yang khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur yang kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikandari yang bersifat umum sampai kepada tujuan khusus itu dapat di klasifikasikan menjadi empat, yaitu :
  • Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
  • Tujuan Institusional (TI)
  • Tujuan Kurikuler (TK)
  • Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP)
  1. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
TPN adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan, artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumasan itu, baik pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal maupun nonformal.
  1. Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Dengan kata lain tujuan ini didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program disuatu lembaga pendidikan tertentu.
  1. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu, tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.
  1. Tujuan Pembelajarana / Instruksional
Tujuan instruksional merupakan tujuan yang paling khusus. Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.
  1. Tujuan dan Kompetensi
Dalam kurikulum yang berorientasi pada pencapaian kompetensi, tujuan yang harus dicapai oleh siswa dirumuskan dalam bentuk kompetensi. Dalam konteks pengembangan kurikulum, kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Dalam kompetensi sebagai tujuan, didalamnya terdapat beberapa aspek, yaitu : pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding), kemahiran (skill), Nilai (value), sikap (attitude), dan minat (interest).
Klasifikasi kompetensi mencangkup :
  1. Kompetensi dasar
  2. Kompetensi standar
  3. Kompetensi dasar
  1. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan
Badan standar nasional pendidikan (BSNP) merumuskan bahwa standar kompetensi lulusan satuan pendidikan (SKL-SP) adalah kualifikasi lulusan yang mencangkup pengetahuan, sikap dan keterampilan pada setiap satuan pendidikan yang terdiri dari satuan pendidikan dasar (SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTS/SMPLB/Paket B), dan satuan pendidikan menengah (SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK).
  1. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP)
Standar kompetensi kelompok mata pelajaran (SK-KMP) terdiri atas kelompok-kelompok mata pelajaran :
  1. Agama dan akhlak mulia;
  2. Kewarganegaraan dan kepribadian;
  3. Ilmu pengetahuan dan teknologi;
  4. Estetika;
  5. Jasmani, olahraga dan kesehatan.
  1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu. Dalam kurikulum berorientasi pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran itu juga bisa diistilahkan dengan indikator hasil belajar. Artinya, apa hasil yang diperoleh siswa setelah mereka mengikuti proses pembelajaran.
---0---

BAB 5
Mengajar dan Belajar dalam Standar Proses Pendidikan

  1. Pendahuluan
Di era informasi seperti sekarang ini seharusnya telah terjadi perubahan peranan guru. Guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber belajar, akan tetapi lebih berperan sebagai pengelola pembelajaran . dalam posisi semacam ini bisa terjadi guru dan siswa saling membelajarkan.
  1. Konsep Dasar Mengajar
  1. Mengajar sebagai Proses Menyampaikan Materi Pelajaran
Sebagai proses menyampaikan atau menanamkan ilmu pengetahuan, maka mengajar mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut.
  1. Proses pengajaran berorientasi kepada guru
Dalam kegiatan belajar mengajar guru memegang peran yang sangat penting. Guru menentukan segalanya. Mau diapakan siswa? Apa yang harus dikuasai siswa? Semuanya tergantung guru. Oleh karena betapa pentingnya peran guru, maka biasanya proses pengajaran hanya akan berlangsung manakala ada guru, dan tidak mungkin ada proses pembelajaran tanpa guru.
  1. Siswa sebagai Objek Belajar
Sebagai objek belajar, kesempatan siswa untuk mengambangkan kemampuan sesuai dengan minat dan bakatnya, bahkan untuk belajar sesuai dengan gayanya, sangat terbatas. Sebab, dalam proses pembelajaran segalanya diatur dan ditentukan oleh guru.
  1. Kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu
Proses pengajaran berlangsung pada tempat dan waktu tertentu, misalnya terjadi didalam kelas dengan penjadwalan yang ketat, sehingga siswa hanya belajar manakala ada kelas yang telah di desain sedemikian rupa sebagai tempat belajar.
  1. Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran.
Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.
  1. Mengajar Sebagai Proses Mengatur Lingkungan
Terdapat beberapa karakteristik dari konsep mengajar sebagai proses mengatur lingkungan itu.
  1. Mengajar berpusat pada siswa (student centered)
Siswa mempunyai kesempatan untuk belajar sesuai dengan gayanya sendiri. Peran guru berubah dari peran sebagai sumber belajar menjadi peran sebagai fasilitator. Artinya, guru lebih banyak sebagai orang yang membantu siswa untuk belajar.
  1. Siswa sebagai subjek belajar
Dalam konsep mengajar sebagai proses mengatur lingkungan, siswa tidak dianggap sebagai organisme yang pasif yang hanya sebagai penerima informasi, akan tetapi dipandang sebagai organisme yang aktif, yang memiliki potensi untuk berkembang.
  1. Proses pembelajaran berlangsung dimana saja
Kelas bukanlah satu-satunya tempat belajar siswa. Siswa dapat memanfaatkan berbagai tempat belajar sesuai dengan kebutuhan dan sifat materi pelajaran.
  1. Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan
Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan tetapi proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
  1. Perlunya Perubahan Paradigma tentang Mengajar
Pandangan mengajar yang hanya sebatas menyampaikan ilmu pengetahuan itu, dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan. Minimal ada tiga alasan penting. Alasan inilah yang menuntut perlu terjadinya perubahan paradigma mengajar dari mengajar hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran kepada mengajar sebagai suatu proses mengatur lingkungan.
  1. Makna Mengajar dalam Standar Proses Pendidikan
Mengajar dalam makna konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekedar menyampaika materi pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses megatur lingkungan supaya siswa belajar. Makna lain mengajar yang demikian sering diistilahkan dengan pembelajaran. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk watak , peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik. Pembelajaran itu perlu memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Makna pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan ditunjukkan oleh beberapa ciri yang dijelaskan sebagai berikut.
  1. Pembelajaran adalah proses berpikir
  2. Proses pembelajaran adalah memanfaatkan potensi otak
  3. Pembelajaran berlangsung sepanjang hayat
  1. Teori-teori Belajar
Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.
  1. Beberapa Teori Belajar Behavioristik
  1. Teori Belajar Koneksionisme
Teori belajar koneksionisme di kembangkan oleh Thorndike sekitar tahun 1913. Menurut teori belajar ini, belajar pada hewan dan pada manusia pada dasarnya berlangsung menurut prinsip-prinsip yang sama. Dasar terjadinya belajar adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap pancaindra dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan repons.
  1. Teori Belajar Classical Conditioning
Belajar atau pembentukan perilaku perlu dibantu dengan kondisi tertentu. Untuk membentuk tingkah laku tertentu harus dilakukan secara berulang-ulang dengan melakukan pengkondisian tertentu. Pengkondisian itu adalah dengan melakukan semacam pancingan dengan sesuatu yang dapat menumbuhkan tingkah laku itu.
  1. Operant Conditioning
Operant Conditioning yang dikembangkan oleh skinner merupakan pengembangan dari teori stimulus respons. Skinner membedakan dua macam respons, yakni respondent respons (reflextive response) dan operant respons (instrumental response). Respondent response adalah respon yang ditimbulkan oleh perangsang-perangsang tertentu. Respon ini relatif tetap. Artinya, setiap ada stimulus semacam itu akan muncul respons tertentu. Sedangkan operant response adalah respon yang timbul dan berkembang diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu.
  1. Teori-teori Belajar Kognitif
  1. Teori Gestalt
Menurut teori ini, belajar adalah proses mengembangkan insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar bagian di dalam suatu situasi permasalahan. Berbeda dengan teori behaviioristik yang menganggap belajar atau tingkah laku itu bersifat mekanistis, sehingga mengabaikan atau mengingkari peranan insight.
  1. Teori Medan
Teori ini dikembangkan oleh kurt lewin. Sama seperti teori Gestalt, teori medan menganggap bahwa belajar adalah proses pemecahan masalah.
  1. Teori Konstruktivistik
Teori ini dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad 20. Pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang di konsentrasi anak sebagai sebagai subjek, maka akan menjadi pengetahuan yang bermakna, sedangkan pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna.
---0---
BAB 6
Strategi Pembelajarn Berorientasi Aktivitas Siswa
  1. Pengertian Strategi, Metode, dan Pendekatan Pembelajaran
Strategi pembelajaran  dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan (approach). Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan strategimaupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung pada pendekatan tertentu.
  1. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Rowntree (1974) mengelompokkan ke dalam strategi penyampaian penemuan atau exposition-discovery learning, dan strategi pembelajaran individual atau groups-individual learning.
Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Roy Killen menyebutnya dengan strategi pembelajaran langsung. Mengapa dikatakn strategi pembelajaran langsung ? sebab dalam strategi ini, materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa. Siswa tidak dituntut untuk mengolahnya.
Strategi belajar invidual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya disesain untuk belajar sendiri.
Berbeda dengan strategi pembelahjaran individual, belajar kelompok dlakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh seorang atau beberapa orang guru. Bentuk belajar kelompo itu bisa dalam pembelajara kelompok besar atau pembelajaran klasikal; atau bisa juga siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil semacam buzz group.
  1. Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses menambah informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus kita miliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya strategi apa yang harus dlakukan agar semua itu dapa tercapai secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, sebelum menentukan strategi pembelajaran yang dapat digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan.
  1. Pertimbangan yang berhubungan dengan strategi yang ingin dicapai.
  2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran
  3. Pertimbangan dari sudut siswa
  4. Pertimbangan-pertimbangan lainnya
  1. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar Proses Pendidikan
Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam bahasan ini adalah hal-hal yang yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocol digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut.
  1. Berorientasi pada Tujuan
  2.  Aktifitas
  3. Individualitas
  4. Integritas
Sesuai dengan isi peraturan pemerintah diatas, maka ada sejumlah prinsip khusus dalam pengelolaan pembelajaran, sebagai berikut.
  1. Interaksi
  2. Inspiratif
  3. Menyenangkan
  4. Menantang
  5. Motivasi
  1. Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)
Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi pada aktivitas siswa. Pertama, asumsi filosofis tentang pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, social, maupun kedewasaan moral. Oleh karena itu, proses pendidikan bukan hanya mengembangkan intelektual saja, tetapi mencangkup seluruh potensi yang dimiliki anak didik.
  1. Konsep dan Tujuan PBAS
PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktifitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
  1. Peran Guru dalam Implementasi PBAS
Dalam implementas PBAS, guru tidak berperan sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan tetapi yg lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi agar siswa belajar. Oleh karena itu, penerapan PBAS menuntut guru untuk kreatif dan invofatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa.
  1. Penerapan PBAS dalam Proses Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar PBAS diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti mendengarkan, berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Keaktifan siswa itu ada yang langsung diamati, seperti mengerjakan tugas, berdiskusi, mengumpulkan data dan lain sebagainya; akan tetapi ada yang tidak bisa diamati, seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak.
Namun demikian, salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk mengetahui apakah suatu proses pembelajaran memiliki kadar PBAS yang tinggi, sedang atau lemah dapat kita lihat dari kriteria penetapan PBAS dalam proses pembelajaran. Kriteria tersebut menggambarkan sejauhmana keterlibatan siswa dalam pembelajaran baik dalam perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran maupun dalam mengevaluasi hasil pembelajaran.
  1. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan PBAS
Keberhasilan penerapan PBAS dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
  1. Guru
  2. Sikap profesional guru
  3. Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru.

---0---

1 komentar: