Selasa, 31 Mei 2016

NIKMATNYA NASI GROMBYANG LEZAT KHAS PEMALANG YANG MENGGODA LIDAH


 NIKMATNYA NASI GROMBYANG LEZAT KHAS PEMALANG YANG MENGGODA LIDAH
  Hasil gambar untuk nasi grombyang pak warso pemalang


         Bagi kalian para pengguna jalan Pantura terutama di daerah Pemalang, tentu tidak ada salahnya jika mampir dahulu untuk berburu dan mencicipi makanan khas Pemalang. Ya Pemalang, Kota yang berjuluk Kota Ikhlas ini mempunyai bermacam-macam kuliner khas salah satunya yaitu Nasi Grombyang.
Dereten tenda pedagang nasi grombyang yang menjalar sepanjang jalan RE. Martadinata atau sebelah utara alun-alun Pemalang ini cukup mudah ditemui. Masing-masing memiliki citarasa tersendiri. Nasi grombyang ini buka setiap harinya mulai pukul 15.00 sampai 24.00.
Nasi grombyang yang berbahan dasar jeroan sapi atau kerbau ini cukup tekenal dan sangat diminati oleh masyarakat. Kuah grombyang yang gurih ditambah jeroan yang empuk membuat para penikmatnya tidak mudah melupakan citarasanya. Ditambah lagi penyajiannya yang disandingkan dengan sate babat bertabur serundeng kelapa dan kuahnya yang manis gurih menambah kenikamatan nasi grombyang.
Tidak diketahui dengan pasti kapan makanan khas ini mulai diciptakan. Namun menurut penuturan para orang tua di Pemalang, makanan khas nasi grombyang sudah ada sejak tahun 1960-an. Pada waktu itu penjual nasi grombyang menjual dagangannya secara tidak menetap, tetapi berkeliling kampung. Penjual nasi grombyang yang terkenal antara lain H. Warso di Jl. R.E. Martadinata di dekat alun-alun, serta H. Waridin di Sirandu dekat bekas terminal lama di kota pemalang.
Nasi grombyang ini disajikan di dalam sebuah mangkuk yang berukuran tidak terlalu besar. Di mangkuk tersebut, nasi putih dicampur dengan kuah semacam gulai dengan daging kerbau dan jeroan. Konon, karena nasinya yang grombyang-grombyang (mengambang) di dalam mangkuk berkuah inilah yang menjadi alasan mengapa kuliner ini disebut dengan nasi grombyang.
“Saya sudah bertahun – tahun menjadi pelanggan tetap nasi grombyang ini. menikmatnya nasi grombyang yang disajikan dalam keadaan panas. Kuah dengan rasa dan aroma rempahnya yang khas begitu nikmat untuk diseruput pelan-pelan sore itu. Tekstur daging kerbau dengan seratnya yang berukuran relatif kasar atau besar jika dibandingkan dengan daging sapi juga cukup empuk saat digigit dan dikunyah perlahan. Melengkapi menu nasi grombyang ini, seporsi sate daging dan jeroan kerbau dengan bumbu khasnya yang lezat pun kami nikmati beramai-ramai” ungkap salah sorang pelanggan nasi grombyang Bapak Warso.
kuliner khas Kabupaten Pemalang ini terdengar eksentrik di telinga, nasi grombyang namanya. Asal-muasal penamaan ini sebenarnya mengacu pada cara penyajian makanan ini, yaitu porsi kuah yang lebih banyak dibandingkan dengan nasi dan isinya sehingga ketika disajikan di mangkuk terlihat grombyang-grombyang alias bergoyang-goyang seperti akan tumpah. Makanan kaya kuah ini cukup populer di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, kawasan yang salah satu sisinya berbatasan langsung dengan pesisir utara Jawa atau berada di jajaran rute utama Jakarta-Surabaya alias jalur Pantura.
Jika dilihat sekilas, nasi grombyang hampir mirip dengan soto, akan tetapi kuahnya yang cokelat pekat justru mengingatkan kita akan kuah rawon, makanan khas dari Jawa Timur itu.   Namun, bukan soto apalagi rawon, nasi grombyang sebenarnya adalah sejenis nasi campur yang mengandalkan daging kerbau dan kuah sebagai elemen utamanya. Irisan daging kerbau dan kuah ini kemudian dijadikan satu di sebuah mangkok kecil sebelum disajikan. Ketika dibawa dengan nampan, kuah yang melimpah seolah-olah akan meluap dari bibir mangkok. Dari kuah yang bergoyang-goyang sehingga hampir tumpah inilah yang kemudian dilafalkan dalam bahasa lokal dengan istilah grombyang.
Sejarah nasi grombyang yang kemudian menjadi salah satu ikon kuliner Pemalang sebenarnya masih belum diketahui dengan jelas. Akan tetapi, menurut warga setempat, nasi grombyang sudah dikenal sejak era 1960-an. Awalnya, para penjual nasi grombyang menjajakan dagangannya dengan berkeliling, keluar masuk kampung. Seiring dengan semakin banyaknya orang yang ketagihan akan nikmatnya makanan ini, maka muncullah beberapa warung nasi grombyang. Akhirnya, nasi grombyang pun kian disuka dan perlahan tapi pasti mulai memantapkan diri sebagai salah satu makanan tradisional khas dari Kabupaten Pemalang.
Hal yang paling membuat orang jatuh cinta pada nasi grombyang tentu saja daging kerbaunya. Daging mamalia yang satu ini memang sudah cukup jarang ditemui sehingga nasi grombyang menjadi salah satu pilihan utama untuk merasakan lezatnya daging kerbau terkenal sangat gurih. Istimewanya lagi, selain irisan daging kerbau yang disajikan di dalam mangkok beserta kuahnya, masih ada daging kerbau tersendiri yang khusus disediakan sebagai pelengkap makan nasi grombyang, yaitu sate kerbau. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana lidah kita dimanjakan oleh lembut dan mantapnya daging kerbau yang diracik bersama kuah dengan ramuan bumbu khusus. Apalagi jika disantap bersama sambal cabai rawit dan taburan bawang goreng, nasi grombyang dijamin bakal membuat lidah Anda bergoyang.
Bukan hal yang melulu negatif apabila kawasan Pantura terlanjur identik dengan warung remang-remang, karena seperti itu pula suasana yang terhampar di sejumlah warung nasi grombyang. Ya, warung-warung makan sederhana itu memang punya ciri khas yang menarik. Selain penerangan di dalam warung yang samar-samar karena hanya diterangi oleh lentera atau lampu teplok, yang paling khas dari warung nasi grombyang adalah wadah kuah yang berupa kuwali (semacam gentong dari tembikar) berukuran besar dan tempat nasi yang ditutupi dengan kain berwarna merah. Setelah hidangan diantarkan, para pembeli biasanya menyantap nasi grombyang sembari duduk di dingklik alias kursi kecil dengan kaki-kaki penyangga yang pendek. Nikmati orisinalitas rasa dan suasananya.
Warung-warung yang menyediakan menu nasi grombyang terbilang sangat mudah ditemukan di Pemalang, terutama di sepanjang Jalan RE Martadinata dan di lingkungan alun-alun Kota Pemalang. Akses menuju lokasi ini pun cukup gampang dijangkau karena terletak di pusat Kota Pemalang. Jika Anda melintas Pemalang dari jalur Pantura, Anda akan menjumpai sebuah perempatan lampu merah di daerah yang bernama Pagaran. Dari perempatan Pagaran itu Anda tinggal belok ke kanan hingga sampai ke sebuah perlintasan kereta api. Setelah melewati rel tersebut, maka Anda akan tiba di Pasar Anyar. Nah, lokasi Jalan RE Martadinata ada di sebelah selatan pasar tersebut.
Di antara penjual nasi grombyang di sepanjang Jalan RE Martadinata, Pemalang, terdapat beberapa warung makan yang paling terkenal. Salah satunya adalah warung nasi grombyang Pak H. Warso. Orang Pemalang sangat menggemari nasi grombyang Pak H. Warso ini. Bahkan, tidak sedikit orang dari luar kota yang sedang berkunjung ke Pemalang, atau hanya sekadar lewat, selalu menyempatkan diri mampir ke warung ini. Selain nasi grombyangnya yang terkenal enak, warung Pak H. Warso juga terjaga kebersihannya sehingga semakin membuat nyaman para pelanggannya. Sebenarnya masih ada beberapa warung makan nasi grombyang di Pemalang yang juga tak kalah laris, antara lain warung nasi grombyang milik Pak H. Waridin yang berlokasi di Sirandu (bekas terminal lama Pemalang) atau nasi grombyang Pak Syukur yang biasa membuka warungnya di depan Pasar Petarukan.
Kuliner ini sangat cocok di santap bersama dengan keluarga, ditambah lagi suasana beberapa warung tenda yang khas dengan alunan musik kroncong menambah hangat suasana kekeluargaan. Suasana yang tercipta juga cocok bagi pasangan muda.
Hidangan ini memiliki harga yang bervariasi mulai dari 10 ribu hingga 20 ribu. Dengan harganya yang cukup murah dan rasa yang nikmat, wajar saja nasi grombyang menjadi ikon kuliner Pemalang yang terkenal hingga keluar kota. Jadi jangan lewatkan kesempatan Anda untuk mencicipi kuliner ini saat Anda singgah ke Kabupaten Pemalang.
Berikut ini adalah bahan yang dibutuhkan untuk membuat nasi grombyang : 2.500 ml air, 400 gram iga sapi, 500 gram daging sandung samur, 1 batang daun bawang, diiris lembut, 2 batang serai, diambil bagian putihnya. lalu dimemarkan, 2 lembar daun salam, 4 sdt gula merah, disisir. 4 sdt garam, 4 sdm untuk menumis (secukupnya), 5 sdm bawang goreng (untuk bahan taburan). Bumbu yang dihaluskan : 1 cm jahe, 1/2 sendok teh merica, 1 1/2 sendok teh ketumbar, 2 cm kunyit, dibakar, 2 buah kluwek, diseduh, 4 siung bawang putih, 7 butir bawang merah, 50 gram kelapa parut, disangrai. Bahan sambal cabai rawit : 1/8 sdt garam, 2 siung bawang putih dan 10-15 buah cabai rawit merah. (pedas).
Cara membuat dan memasak nasi grombyang khas pemalang : Pertama, rebus air bersama dengan daging, iga sapi, serai dan daun salam hingga empuk. Lalu angkat dan ukur 2.000 ml air kaldunya. Kemudian potong-potong dagind dan iga sapinya. Didihkan lagi. Selanjutnya panaskan minyak, tumis bumbu yang sudah dihaluskan hingga harum. Lalu tuangkan ke rebusan daging. Masukkan gula merah dan garam, masak hingga matang. Masukkan irisan daun bawang dan aduk rata. Untuk sambal cabai rawit : rebus cabai rawit dan bawang putih hingga layu. Angkat, tiriskan dan tambahkan garam, ulek sampai halus. Hidangkan bersama nasi hangat, sambal cabai rawit dan taburan bawang merah goreng.

0 komentar:

Posting Komentar