Selasa, 31 Mei 2016

Lanjutan Rangkuman Buku Strategi Pembelajaran Bab 10 sampai Bab 12

Lanjutan Rangkuman Buku Strategi Pembelajaran Bab 10 sampai Bab 12


BAB 10
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

  1. Pendahuluan
Dalam penerapan strategi ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topik masalah, walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa yang harus dibahas.  Proses pembelajaran diarahkan agar siswa dapat menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis.
Dilihat dari aspek psikologi belajar SPBM bersandarkan pada psikologi kognitif yang berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Belajar bukan semata-mata proses menghafal sejumlah fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antar invidu dengan lingkungannya.
  1. Konsep Dasar dan Karakteristik SPBM
SPBM dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Untuk mengimplementasikan SPBM guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahn yang dapat dipecahkan. Permasalahn itu dapat diambil dari buku teks atau dari sumber-sumber lain misalnya dari peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar.
  1. Hakikat Masalah dalam SPBM
Hakikat masalh dalam SPBM adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau kecemasan.
  1. Tahap-tahap SPBM
Banyak ahli yang mennjelaskan banyak penerapan SPBM. John Dewey seorang ahli berkebangsaan Amerika menjelaskan 6 langkah SPBM yang kemudian dia namakan metode pemecahan masalah (problem solving), yaitu:
  1. Merumuskan masalah
  2. Menganalisis masalah
  3. Merumuskan hipotesis
  4. Mengumpulkan data
  5. Pengujian hipotesis
  6. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah
  1. Keunggulan dan Kelemahan SPBM
  1. Keunggulan
Sebagai suatu strategi pembelajaran, SPBM memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
a.       Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran
b.      Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c.       Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa
d.      Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah-masalah dalam kehidupan nyata.
  1. Kelemahan
Disamping keunggulan, SPBM juga memiliki kelemahan diantaranya:
a.       Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
b.      Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan
c.       Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
---0---
BAB 11
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)

  1. Pendahuluan
SPPKB merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa, Joyce dan Weil (1980) menempatkan model pembelajaran ini kedalam bagian model pembelajaran Cognitive Growth: the Capacity to Think.
Dalam SPPKB, materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa di bimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
  1. Hakikat dan Pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.
Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian diatas, pertama SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada perkembangan kemampuan berpikir. Artinya tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah bukan sekedar siswa dapat mampu menguasi materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa verbal.
Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan pada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari/ berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, sasaran akhir SPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan anak.
  1. Latar Belakang Filosofis dan Psikologis SPPKB
  1. Latar Belakang Filosofis
Dalam proses pembelajaran berpikir, pengetahuan tidak diperoleh hasil transfer dari orang lain. Akan tetapi pengetahuan diperoleh melalui interaksi mereka dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungan yang ada. Suatu pengetahuan dianggap benar manakala pengetahuan tersebut berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang muncul. Aliran konstruktivisme menganggap bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer begutu saja dari seseorang kepada orang lain, tetapi harus di interpretasikan sendiri oleh masing-masing individu. Oleh sebab itu, model pembelajaran berpikir menekankan kepada aktivitas siswa untuk mencari pemahaman akan objek, menganalisis, dan mengkonstruksinya sehingga terbentuk pengetahuan baru dalam diri individu.
  1. Latar Belakang Psikologis
Landasan psikologis SPPKB adalah aliran psikologis kognitif. Menurut aliran kognitif, belajar pada hakikatnya merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral. Sebagai peristiwa mental perilaku manusia tidak semata-mata merupakan gerakan fisik saja, akan tetapi yang lebih penting adalah adanya faktor pendorong yang mendekatkan fisik itu. Sebab manusia selamnya memiliki kebutuhan yang melekat dalam dirinya. Kebutuhan itulah yang nebdorong manusia untuk berperilaku.
  1. Hakikat Kemampuan Berpikir dalam SPPKB
SPPKB bukan hanya sekedar model pembelajaran yang diarahkan agar peserta didik dapat mengingat dan memahami berbagai data, fakta, atau konsep akan tetapi bagaimana data, fakta dan konsep tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam menghadapi dan memecahkan suatu problem.
  1. Karakteristik SPPKB
SPPKB memiliki karakteristik utama sebagai berikut :
  1. Proses pembelajaran pada SPPKB menekankan pada proses mental siswa secara maksimal.
  2. SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara terus menerus.
  3. SPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan kepada dua sisi yang sama pentinya. Yaitu, sisi proses dan hasil belajar.
  1. Perbedaan SPPKB dengan Pembelajaran Konvensional
Ada perbedaan pokok antara SPPKB dengan pembelajaran yang selama ini banyak dilakukan guru. Perbedaan tersebut adalah :
  1. SPPKB menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar, artinya peserta didik berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menggali pengalamannya sendiri; sedangkan dalam pembelajaran konvensional peserta didik ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif.
  2. Dalam SPPKB pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata melalui penggalian pengalaman setiap siswa, sedangkan dalam pembelajaran konvensioanal pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.
  3. Dalam SPPKB, perilaku dibangun oleh kesadaran diri, sedangkan dalam pembelajaran konvensional perilaku dibangun oleh proses kebiasaan.
  1. Tahapan-tahapan Pembelajaran SPPKB
SPPKB menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar. Hal ini sesuai dengan hakikat SPPKB yang tidak hanya mengharapkan peserta didik sebagai objek belajar yang hanya duduk mendengarkan penjelasan guru. Ada 6 tahap dalam SPPKB sebaga berikut :
  1. Tahap orientasi
  2. Tahap pelacakan
  3. Tahap konfrontasi
  4. Tahap inkuiri
  5. Tahap akomodasi
  6. Tahap transfer
---0---
BAB 12
Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)

  1. Pendahuluan
Kelompok merupakan konsep yang penting dalam kehidupan manusia, karena sepanjang hidupnya manusia tidak akan terlepas dari kelompoknya. Kelompok dalam konteks pembelajaran dapat diartikan sebagai kumpulan dua orang invidu atau lebih yang berinteraksi secara tatap muka, dan setiap individu menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompoknya, sehingga mereka merasa memiliki, dan saling ketergantungan secara positif yang digunakan untuk mencapai tujuan bersama.
Dari konsep diatas maka jelas, dalam proses pembelajaran kelompok setiap anggota kelompok akan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama pula.
  1. Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan belajar yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam SPK, yaitu : (1) adanya peserta dalam kelompok, (2) adanya aturan kelompok, (3) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan (4) adanya tujuan yang harus dicapai.
  1. Karaktristik Prinsip-prinsip SPK
  1. Karakteristik SPK
Pembelajaan kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran lain. Perbedaan itu dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran. Tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya kerja sama inilah yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif.
Slavin, Abrani, dan Chambers (1996) berpendapat bahwa belajar melalui kooperatif dapat di jelaskan dari beberapa perspektif, yaitu perspektif motivasi, perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif dan perspektif elaborasi kognitif. Berikut adalah karakteristik strategi pembelajaran kooperatif.
  1. Pembelajaran secara tim
  2. Didasarkan pada manajemen kooperatif
  3. Kemauan untuk bekerja sama
  4. Keterampilan bekerja sama
  1. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, seperti dijlaskan dibawah ini.
  1. Prinsip ketergantungan Positif
Untuk terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap anggota kelompok masing-masing membagi tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya. Membagi tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan dengan kemampuan anggota kelompok. Inilah hakikat ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan mana kala ada anggota yang tidak dapat menyelesaikan tugasnya, dan ini semua memerlukan kerjasama yang baik dari masing-masing anggota kelompok.
  1. Tanggung Jawab Perorangan
Setiap kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya.
  1. Interaksi Tatap Muka
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan.interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok yang bekerja sama, menghargai setiap perbedaan-perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota dan mengisi kekurangan masing-masing.
  1. Partisipasi dan Komunikasi
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu, sebelum melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi.
  1. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu: (1) penjelasan materi, (2) belajar dalam kelompok, (3) penilaian, dan (4) pengakuan tim.
  1. Keunggulan dan Kelemahan SPK
  1. Keunggulan SPK
Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran diantaranya:
  1. Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tatapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
  2. SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
  3. SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
  4. SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
  1. Keterbatasan SPK
Disamping keunggulun, SPK juga memiliki keterbatasan, diantaranya:
  1. Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning.
  2. Ciri utama dalam SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
---0---

0 komentar:

Posting Komentar